Kaltim Berkomitmen Wujudkan Generasi Emas 2030: Internet Gratis Desa Mendapat Dukungan Penuh
Pemerintah kabupaten dan kota se-Kalimantan Timur kompak mendukung program internet gratis desa untuk mewujudkan generasi emas Kaltim di tahun 2030, mengatasi kendala akses internet di daerah terpencil.
Kutai Kartanegara, 15 Mei 2024 - Pemerintah kabupaten dan kota se-Kalimantan Timur (Kaltim) menyatakan dukungan penuh terhadap program internet gratis desa. Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan visi Kaltim sebagai Generasi Emas di tahun 2030. Inisiatif ini bertujuan untuk pemerataan akses internet, khususnya di daerah-daerah yang masih tertinggal.
Dukungan tersebut diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah kabupaten/kota dengan Pemerintah Provinsi Kaltim. Salah satu contohnya adalah Kabupaten Kutai Barat yang telah menandatangani MoU tersebut, seperti yang disampaikan oleh Kepala Diskominfo Kutai Barat, Rustam, dalam sebuah rapat di Tenggarong. Rapat tersebut membahas infrastruktur jaringan dan upaya mewujudkan generasi emas Kaltim hingga tahun 2030.
Program internet gratis ini diharapkan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di area publik. Hal ini penting mengingat masih adanya wilayah dengan akses internet yang terbatas. Seperti yang diungkapkan Rustam, "Di Kutai Barat wilayah blank spot masih mencapai 9 persen, dan daerah dengan sinyal lemah sekitar 33 persen." Dengan adanya akses internet yang merata, diharapkan dapat mendorong kemajuan dan perkembangan di berbagai sektor.
Dukungan Penuh dari Kabupaten/Kota se-Kaltim
Tidak hanya Kutai Barat, pemerintah kabupaten/kota lain di Kaltim juga turut mendukung program ini. Kepala Diskominfo Statistik dan Persandian Kabupaten Paser, Arief Rahman, misalnya, menyampaikan dukungan penuh terhadap program internet gratis desa. Bahkan, Kabupaten Paser telah menetapkan lima titik lokasi prioritas yang memiliki sinyal lemah untuk segera dijangkau program ini.
Meskipun wilayah blank spot di Paser tidak terlalu luas, Arief menekankan pentingnya akses internet yang andal di daerah terpencil. "Kami sudah berdiskusi dengan Diskominfo Provinsi dan berharap bisa memanfaatkan teknologi seperti Starlink untuk menjangkau wilayah tersebut," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mengatasi kendala geografis dalam penyediaan akses internet.
Arief juga mengingatkan pentingnya penggunaan internet yang bijak. "Internet adalah dunia tanpa batas. Kami berharap masyarakat memanfaatkannya secara positif demi kemajuan bersama," pesannya. Imbauan ini penting untuk memastikan akses internet yang diberikan dapat digunakan secara produktif dan bertanggung jawab.
Menjembatani Kesenjangan Akses Internet di Kaltim
Program internet gratis desa ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi kesenjangan akses internet di Kalimantan Timur. Dengan akses internet yang lebih merata, masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati berbagai manfaat, seperti akses informasi, pendidikan, dan layanan publik lainnya. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mewujudkan generasi emas Kaltim di tahun 2030.
Pemerintah Provinsi Kaltim, melalui kerjasama dengan kabupaten/kota, akan terus berupaya untuk memastikan program ini berjalan efektif dan menjangkau seluruh wilayah yang membutuhkan. Teknologi mutakhir seperti Starlink akan dipertimbangkan untuk mengatasi tantangan geografis dalam penyediaan akses internet di daerah-daerah terpencil. Harapannya, program ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemajuan di seluruh wilayah Kaltim.
Keberhasilan program ini juga bergantung pada kesadaran masyarakat dalam menggunakan internet secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan pemanfaatan internet yang positif, diharapkan program internet gratis desa dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan Kaltim dan kesejahteraan masyarakatnya.
Melalui komitmen bersama antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta kesadaran masyarakat, program internet gratis desa ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mewujudkan visi Kaltim sebagai Generasi Emas 2030.