Kaltim Pacu Modernisasi Pertanian, Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui modernisasi pertanian dan berbagai program pendukung, termasuk penyediaan alsintan, pupuk bersubsidi, dan bibit unggul.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) gencar mendorong modernisasi sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan para petani melalui berbagai program strategis. Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengungkapkan fokus utama pemerintah adalah peningkatan kemandirian pangan di Kaltim, sejalan dengan arahan Presiden. Hal ini disampaikan usai menerima audiensi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kaltim di Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Selasa (4/3).
Audiensi tersebut membahas upaya untuk memberdayakan petani Kaltim. Pemprov Kaltim berkomitmen untuk melakukan intensifikasi pertanian dengan menyediakan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern serta pupuk bersubsidi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Selain itu, Pemprov Kaltim juga berupaya menjaga stabilitas harga gabah dengan menginstruksikan koperasi dan tengkulak untuk membeli gabah minimal Rp6.500 per kilogram, sesuai arahan Presiden. Langkah ini bertujuan untuk melindungi petani dari fluktuasi harga yang merugikan.
Mengatasi Degradasi Kualitas Bibit dan Harga Pupuk
Salah satu kendala utama yang dihadapi petani Kaltim adalah degradasi kualitas bibit. Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov Kaltim akan fokus pada pemurnian bibit. "Dengan bibit yang murni, petani bisa mendapatkan hasil panen yang lebih optimal, meskipun menggunakan jumlah pupuk dan waktu tanam yang sama," jelas Wagub Seno Aji. Targetnya, hasil panen dapat meningkat dari 3-4 ton per hektare menjadi 7-8 ton per hektare.
Masalah klasik lainnya adalah harga pupuk yang tinggi. Pemprov Kaltim berupaya memangkas rantai distribusi dengan mendistribusikan pupuk langsung dari pabrik ke petani. "Kami sedang membuat pola agar petani bisa langsung berhubungan dengan pabrik pupuk. Dengan demikian, harga pupuk dari pabrik, akan sampai ke petani dengan harga yang sama," ujar Seno Aji. Program ini ditargetkan terealisasi dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Langkah ini akan berdampak signifikan bagi petani di berbagai kabupaten seperti Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Berau, dan Paser. Distribusi langsung dari pabrik seperti PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) diharapkan dapat menekan harga pupuk di tingkat petani dan meningkatkan daya saing produk pertanian Kaltim.
Kerja Sama Internasional untuk Teknologi Pertanian Modern
Pemprov Kaltim juga aktif menjalin kerja sama internasional untuk menghadirkan teknologi pertanian modern. Setelah melakukan penjajakan, pemerintah Kaltim telah menerima penawaran dari Korea Selatan dan Tiongkok. Saat ini, Pemprov Kaltim sedang mengkaji teknologi yang paling sesuai dengan kondisi lahan di Kaltim, yang memiliki karakteristik berbeda dengan lahan di Pulau Jawa, termasuk lahan berawa.
Pemilihan teknologi yang tepat sangat penting untuk memastikan keberhasilan program intensifikasi pertanian. "Kami ingin semua petani merasakan manfaat intensifikasi pertanian. Kami akan memilih teknologi yang paling cocok untuk kondisi lahan di Kaltim," tegas Seno Aji. Hal ini menunjukkan komitmen Pemprov Kaltim untuk memastikan program modernisasi pertanian memberikan dampak positif bagi seluruh petani di Kalimantan Timur.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Pemprov Kaltim optimistis dapat meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan pada akhirnya berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Program ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam mensejahterakan petani dan memajukan sektor pertanian di Kalimantan Timur.
Modernisasi pertanian di Kaltim tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup petani. Dengan akses yang lebih mudah terhadap alsintan, pupuk bersubsidi, dan bibit unggul, diharapkan petani dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya.