Kebijakan Tarif AS: Bappenas Ungkap Dampaknya pada Perekonomian Global
Bappenas memperingatkan kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump berpotensi memicu inflasi, penurunan daya beli, dan perang dagang, yang berdampak signifikan pada perekonomian global.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menyampaikan kekhawatirannya terkait dampak kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap perekonomian global. Kebijakan ini, yang meliputi tarif 25 persen untuk barang impor dari Meksiko dan Kanada serta tarif 10 persen untuk barang impor dari China, berpotensi menimbulkan berbagai konsekuensi negatif, baik bagi AS maupun negara-negara lain.
Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian PPN/Bappenas, Laksmi Kusumawati, menjelaskan dalam Seminar Nasional: Outlook Hukum dan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 bahwa tarif tersebut dapat memicu inflasi di AS, menurunkan daya beli masyarakat, dan menciptakan ketidakpastian iklim bisnis. "Sebagai salah satu contohnya adalah bagaimana tarif yang dikenakan kepada Meksiko dan juga Kanada dan juga China ini akan berpotensi berdampak kepada perekonomian Amerika Serikat itu sendiri. (Ini) berpotensi adanya inflasi, berpotensi ada penurunan dari daya beli masyarakatnya, ketidakpastian iklim bisnis dengan adanya hambatan perdagangan di masa depan, dan juga tarif balasan dari mitra dagang," ujar Laksmi.
Lebih lanjut, Laksmi menekankan potensi dampak negatif yang meluas. Pengenaan tarif ini tidak hanya akan berdampak pada AS, tetapi juga akan memicu reaksi balasan dari negara-negara yang terkena dampak, seperti Meksiko, Kanada, dan China, yang berpotensi memperburuk situasi dan memicu perang dagang. Hal ini akan mengganggu kinerja perekonomian global secara signifikan.
Dampak Kebijakan Tarif AS terhadap Perekonomian Global
Analisis Bappenas menunjukkan beberapa potensi dampak negatif dari kebijakan tarif AS. Pertama, peningkatan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) sebesar 0,6 persen pada tahun 2026 diproyeksikan. Kedua, daya beli masyarakat akan menurun akibat kenaikan harga barang dan jasa serta penurunan upah riil. Ketiga, ketidakpastian iklim bisnis akan meningkat karena hambatan perdagangan, yang berdampak pada Return of Investment (ROI), terutama bagi sektor bisnis yang bergantung pada barang impor.
Selain itu, kebijakan ini juga berpotensi memicu tarif balasan dari mitra dagang AS, yang pada akhirnya dapat menurunkan daya saing produk ekspor AS di pasar internasional. Laksmi menjelaskan, "Apabila kita lihat dari perekonomian dunia, dengan adanya kebijakan dari Presiden Trump ini, maka Meksiko pun dengan pengenaan tarif 25 persen ini juga akan bisa mendorong potensi Meksiko mengalami perekonomian yang menurun (karena peningkatan biaya produksi perusahaan Meksiko, khususnya di bidang manufaktur), namun juga akan melakukan balasan kepada Amerika Serikat. Demikian pula dengan Kanada, potensi ini akan juga melakukan adanya balasan dan ini akan mengganggu kinerja perekonomian baik di Amerika Serikat, Kanada, ataupun global."
China, sebagai salah satu negara yang terkena dampak, juga berpotensi melakukan balasan dengan mengenakan tarif pada komoditas ekspor pertanian AS, sehingga memicu eskalasi perang dagang. Dampaknya, kinerja perdagangan internasional akan terganggu secara signifikan.
Analisis Lebih Lanjut dan Potensi Dampak
Kesimpulannya, kebijakan tarif AS yang diterapkan oleh Presiden Trump memiliki potensi dampak negatif yang signifikan terhadap perekonomian global. Tidak hanya berdampak pada AS sendiri melalui inflasi dan penurunan daya beli, tetapi juga memicu reaksi balasan dari negara-negara lain, yang berpotensi memicu perang dagang dan mengganggu stabilitas perekonomian internasional. Situasi ini membutuhkan pemantauan dan antisipasi yang cermat dari berbagai negara untuk meminimalisir dampak negatif yang mungkin terjadi.
Penting untuk dicatat bahwa kebijakan ini memiliki implikasi jangka panjang yang kompleks dan membutuhkan analisis yang lebih mendalam untuk memahami dampak penuhnya terhadap berbagai sektor ekonomi di seluruh dunia. Kerjasama internasional dan negosiasi yang efektif sangat penting untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kebijakan proteksionis ini.
Perlu diingat bahwa informasi ini didasarkan pada data dan analisis yang tersedia pada saat penulisan artikel ini. Perkembangan selanjutnya dapat mengubah dampak aktual dari kebijakan tarif AS.