Kediri Perkuat Sekolah Tanggap Bencana: SMPN 6 Jadi SPAB Keempat
Pemerintah Kota Kediri membentuk Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, dengan SMPN 6 Kediri sebagai SPAB terbaru.
Kota Kediri, Jawa Timur, terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Mengapa? Karena bencana alam merupakan ancaman yang tak terduga dan dapat terjadi kapan saja. Bagaimana solusinya? Pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di sekolah-sekolah menjadi langkah penting yang diambil. Siapa yang berperan? Pemerintah Kota Kediri, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), memimpin inisiatif ini. Kapan upaya ini dilakukan? Upaya ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019. Di mana sekolah yang menjadi fokus? SMPN 6 Kediri baru saja ditunjuk sebagai SPAB keempat di Kota Kediri.
Dengan penambahan SMPN 6 Kediri, kini terdapat empat SPAB di Kota Kediri. Sebelumnya, SDN Betet 1, SMAN 5 Taruna Brawijaya, dan SMAN 2 Kediri telah lebih dulu ditetapkan sebagai SPAB. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkot Kediri dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi potensi bencana. Pembentukan SPAB bertujuan untuk membekali siswa, guru, dan karyawan sekolah dengan keterampilan dan pengetahuan dalam menghadapi berbagai jenis bencana.
Sekretaris Daerah Kota Kediri, Bagus Alit, menjelaskan pentingnya SPAB dalam meminimalisir dampak bencana. "Kami membentuk SPAB karena ingin memberikan keterampilan kepada masyarakat khususnya di lingkungan sekolah, sehingga pada saat ada bencana, siapa dan harus melakukan apa sudah tahu," katanya. Dengan adanya SPAB, diharapkan setiap individu di sekolah mengetahui peran dan tanggung jawabnya dalam situasi darurat. Simulasi dan pelatihan yang diberikan akan memastikan kesiapan menghadapi berbagai skenario bencana.
Penguatan Kapasitas dan Simulasi Penanganan Bencana
Pemerintah Kota Kediri, melalui BPBD, telah menggelar kegiatan penguatan kapasitas kawasan untuk pencegahan dan kesiapsiagaan bencana. Kegiatan ini meliputi pertemuan dan simulasi penanganan bencana yang diikuti oleh berbagai pihak, termasuk guru, karyawan, siswa, komite sekolah, wali murid, dan warga sekitar. Simulasi ini sangat penting untuk menguji kesiapan dan koordinasi dalam menghadapi situasi darurat.
Kegiatan penguatan kapasitas yang berlangsung selama empat hari di SMPN 6 Kediri melibatkan 35 peserta. Materi pelatihan meliputi safety briefing, diskusi panel, pengenalan risiko bencana, penilaian mandiri awal, kajian risiko bencana partisipatif, penyusunan SOP kedaruratan, dan simulasi kedaruratan bencana. Pujiono Center Yogyakarta turut dilibatkan sebagai narasumber untuk memastikan penyampaian materi berjalan maksimal.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Kediri, Joko Arianto, menjelaskan bahwa Kelurahan Gayam, lokasi SMPN 6 Kediri, merupakan kawasan rawan bencana seperti banjir, gempa, tanah longsor, kekeringan, dan cuaca ekstrem. Pembentukan SPAB di SMPN 6 Kediri merupakan langkah strategis untuk memenuhi standar pelayanan minimal (SPM) dalam penanggulangan bencana.
Bagus Alit menambahkan bahwa simulasi bencana yang dilakukan bertujuan untuk meminimalisir korban jiwa. "Maka dari itu dengan adanya simulasi, kami sudah mempersiapkan diri dengan baik sehingga bisa meminimalkan korban," kata Bagus.
SMPN 6 Kediri: SPAB di Kawasan Rawan Gempa
Kepala SMPN 6 Kediri, Boedi Pramono, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penunjukan sekolahnya sebagai SPAB. Ia menyadari letak geografis sekolahnya yang berada di kawasan rawan gempa. "Sekolah kami merupakan sekolah paling tapal batas, paling utara dan barat. Dengan kondisi yang seperti ini membawa berkah akhirnya ditunjuk sebagai sekolah SPAB," ujarnya.
Boedi berharap pelatihan ini akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membantu mitigasi risiko bencana. "Mudah-mudahan dalam kegiatan ini kami mendapatkan ilmunya, sehingga nantinya, apabila terjadi bencana bisa membantu BPBD untuk mitigasi risiko saat terjadi bencana," harapnya. Dengan adanya SPAB di SMPN 6 Kediri, diharapkan sekolah dapat menjadi contoh dan pusat koordinasi dalam penanggulangan bencana di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, inisiatif Pemkot Kediri dalam memperkuat sekolah tanggap bencana melalui pembentukan SPAB merupakan langkah yang sangat positif. Dengan pelatihan dan simulasi yang memadai, diharapkan sekolah-sekolah di Kediri dapat lebih siap menghadapi berbagai ancaman bencana dan meminimalisir dampaknya terhadap siswa, guru, dan masyarakat sekitar.