Kemenperin Perkuat SDM Lewat Industri 4.0: Raih Peringkat 13 di WSC 2024
Kemenperin mencetak SDM unggul di bidang industri 4.0, dua siswa vokasinya raih peringkat 13 di World Skills Competition 2024 di Lyon, Prancis, bukti nyata komitmen Indonesia dalam penguasaan teknologi digital.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) industri dalam negeri. Salah satu upayanya adalah dengan menerapkan skema Industri 4.0 di unit-unit vokasi. Inisiatif ini bertujuan untuk mencetak tenaga kerja terampil yang mampu bersaing di era digitalisasi global. Penerapan teknologi digital dan kecerdasan buatan menjadi kunci utama dalam strategi ini.
Industri 4.0, yang menekankan penggunaan teknologi digital, kecerdasan buatan, konektivitas, dan integrasi sistem produksi, membutuhkan SDM yang terampil dalam bidang digitalisasi. Menurut Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, "Penerapan industri 4.0 membutuhkan SDM yang terampil dalam bidang digitalisasi. Hal ini akan turut memacu sektor industri dapat lebih produktif dan inovatif sehingga bisa lebih berdaya saing global." Kemenperin telah berinvestasi dalam pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana berbasis Industri 4.0 di berbagai unit pendidikan vokasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kemenperin telah memfasilitasi infrastruktur dan sarana prasarana berbasis Industri 4.0 melalui unit pendidikan di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI). BPSDMI, yang terdiri dari 11 Politeknik, dua Akademi Komunitas, dan sembilan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), berperan penting dalam mencetak SDM industri yang unggul dan kompetitif. Program ini terbukti efektif, dibuktikan dengan keberhasilan dua siswa vokasi Kemenperin dalam kompetisi internasional.
Prestasi Membanggakan di Kancah Internasional
Dua siswa vokasi Kemenperin, Fikri Haykal Fahreza dan Muhammad Chairil Fathir, berhasil mengharumkan nama Indonesia di World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Mereka berkompetisi di bidang industri 4.0 melawan 1.400 kompetitor dari 69 negara dalam 62 jenis keahlian. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen Kemenperin dalam akselerasi penerapan teknologi industri 4.0.
Kepala BPSDMI Kemenperin, Masrokhan, menyatakan bahwa partisipasi dua siswa tersebut di WSC 2024 merupakan wujud nyata komitmen Kemenperin. "Keikutsertaan dua siswa di ajang WSC ini adalah wujud nyata komitmen Kemenperin dalam upaya akselerasi penerapan teknologi industri 4.0," katanya. Prestasi yang diraih Fikri dan Fathir sangat membanggakan, mengingat mereka berhasil meraih peringkat ke-13 dengan total nilai 685 poin.
Pencapaian ini sangat signifikan karena mereka berhasil mengalahkan kompetitor dari negara-negara maju seperti Inggris, Finlandia, Jepang, dan Korea. "Mereka tidak hanya meraih prestasi tingkat internasional, tetapi juga sukses mengukir sejarah sebagai wakil satu-satunya dan yang pertama mewakili Indonesia dalam bidang lomba industri 4.0," tambah Masrokhan. Kemenangan ini membuktikan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia yang semakin meningkat.
Raihan peringkat ke-13 ini menjadi bukti nyata keseriusan Kemenperin dalam pengembangan SDM di bidang industri 4.0. Keberhasilan ini juga memotivasi BPSDMI untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan vokasi dan mempersiapkan siswa untuk berkompetisi di ajang internasional selanjutnya.
Langkah-Langkah Ke Depan
BPSDMI Kemenperin berkomitmen untuk terus meningkatkan penerapan teknologi industri 4.0 dalam pembelajaran di unit vokasi. Tujuannya adalah untuk mencetak lebih banyak SDM industri yang berdaya saing global dan mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja di masa depan. Tidak hanya berfokus pada WSC, BPSDMI juga tengah mempersiapkan unit pendidikannya untuk berpartisipasi di WorldSkills Asean 2025 di Manila dan WSC 2026.
Dengan komitmen yang kuat dan strategi yang terarah, Kemenperin terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM industri di Indonesia. Penerapan industri 4.0 di unit-unit vokasi menjadi kunci utama dalam upaya tersebut. Keberhasilan Fikri dan Fathir di WSC 2024 menjadi bukti nyata bahwa Indonesia mampu bersaing di kancah internasional dalam bidang teknologi dan inovasi.
Ke depan, diharapkan lebih banyak lagi siswa vokasi Indonesia yang mampu menorehkan prestasi di ajang internasional. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan daya saing industri Indonesia di pasar global. Dengan demikian, Indonesia akan semakin siap menghadapi tantangan dan peluang di era revolusi industri 4.0.