KemenPPPA Pastikan Penuhi Kebutuhan Perempuan dan Anak Terdampak Banjir Bekasi
KemenPPPA berkomitmen memenuhi kebutuhan perempuan dan anak yang terdampak banjir di Bekasi, menyalurkan bantuan spesifik berdasarkan usia dan melakukan pemantauan lapangan.
Banjir yang melanda tujuh kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak Senin, 3 Maret 2023, akibat curah hujan ekstrem telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan warga, termasuk perempuan dan anak-anak. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, memastikan bahwa pemerintah, melalui KemenPPPA, berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan mendesak para korban, khususnya perempuan dan anak-anak yang terdampak.
"KemenPPPA akan melakukan yang terbaik, khususnya memberikan bantuan untuk para perempuan dan anak-anak kita. Kami melakukan pemantauan di lapangan. Di satu tempat yang terkena banjir, kami juga sedang melakukan pendampingan," tegas Menteri PPPA Arifah Choiri Fauzi di Jakarta, Rabu, 5 Maret 2023. Bantuan spesifik telah disalurkan ke sejumlah titik terdampak, dengan pertimbangan usia dan kebutuhan khusus perempuan dan anak.
Tidak hanya bantuan material, KemenPPPA juga melakukan pendampingan di lapangan untuk memastikan keselamatan dan pemenuhan kebutuhan psikologis para korban. Situasi darurat ini membutuhkan respon cepat dan terukur, mengingat kerentanan perempuan dan anak terhadap dampak bencana.
Bantuan Spesifik dan Fasilitas Terdampak
Menteri PPPA menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perempuan dan anak berdasarkan usia mereka. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberikan perhatian khusus pada kelompok rentan ini. Penyaluran bantuan dilakukan secara terencana dan terarah untuk memastikan efektivitasnya.
Sayangnya, dampak banjir juga dirasakan oleh Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Bekasi dan beberapa rumah aman. "Untuk tempat anak-anak yang berhadapan dengan hukum juga terkena banjir. Rumah aman juga (terdampak banjir). Jadi mereka (penghuni rumah aman) naik di lantai 2, karena lantai 1 kebanjiran," ungkap Menteri PPPA. Kondisi ini menuntut penanganan khusus untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan anak-anak yang berada di bawah pengawasan lembaga tersebut.
KemenPPPA bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk BPBD Kota Bekasi dan instansi terkait lainnya, untuk memastikan penyaluran bantuan dan pendampingan berjalan lancar. Koordinasi yang baik antar lembaga menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan dampak banjir ini.
Tujuh Kecamatan Terdampak Banjir
Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Barat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi, tujuh kecamatan terdampak banjir. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Bekasi Timur, Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Medan Satria, Jatiasih, Pondok Gede, dan Rawalumbu. Luasnya wilayah yang terdampak menunjukkan besarnya skala bencana ini.
Banjir yang disebabkan oleh curah hujan ekstrem mengakibatkan sungai-sungai meluap dan menggenangi permukiman warga serta beberapa fasilitas umum. Kondisi ini menyebabkan banyak warga harus mengungsi dan kehilangan harta benda.
Pada Selasa, 4 Maret 2023, air banjir di beberapa lokasi belum surut dan listrik di beberapa tempat padam. Pihak berwenang masih melakukan evakuasi warga, pendataan korban, dan pendataan fasilitas umum yang terdampak. Proses pemulihan pascabanjir membutuhkan waktu dan kerja keras dari berbagai pihak.
KemenPPPA terus memantau situasi di lapangan dan berkomitmen untuk memastikan bahwa kebutuhan perempuan dan anak-anak terdampak banjir di Bekasi terpenuhi. Pemerintah berupaya untuk memberikan dukungan yang optimal agar mereka dapat segera pulih dari dampak bencana ini.