Kemensos Gandeng 12 Universitas di Jabar Tekan Kemiskinan Ekstrem
Kementerian Sosial (Kemensos) berkolaborasi dengan 12 universitas di Jawa Barat untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dan menargetkan angka nol persen pada tahun depan.
Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia tengah gencar menekan angka kemiskinan di Indonesia. Langkah strategis yang diambil adalah dengan meningkatkan kolaborasi bersama berbagai universitas di tanah air. Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), pada Jumat, 7 Maret 2024, di Kampus Poltekesos Bandung, Jawa Barat. Kerja sama ini diharapkan mampu memberikan solusi efektif dan terukur dalam penanggulangan kemiskinan, khususnya kemiskinan ekstrem.
Gus Ipul menjelaskan bahwa nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani dengan berbagai universitas. Kerja sama ini bertujuan untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam menekan angka kemiskinan di daerah-daerah tertentu. Universitas, menurut Gus Ipul, memiliki potensi besar melalui program pengabdian masyarakat yang selama ini telah berjalan, namun masih bersifat parsial. Dengan kolaborasi ini, diharapkan program pengentasan kemiskinan dapat terencana dan terintegrasi dengan baik.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Kemensos untuk menciptakan program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Gus Ipul menekankan pentingnya intervensi yang terencana dan berkelanjutan, bukan hanya program jangka pendek. "Misalnya kalau KKN ya KKN-nya enggak putus gitu, misalnya tiap dua bulan ganti," ujar Gus Ipul. Program ini juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu memanfaatkan sumber daya yang ada dan mengurangi angka pengangguran di desa.
Kerja Sama dengan 12 Universitas di Jawa Barat
Kemensos telah menandatangani MoU dengan sekitar 12 universitas di Jawa Barat. Pemilihan Jawa Barat sebagai fokus utama didasarkan pada jumlah penduduknya yang signifikan di Indonesia. Intervensi di Jawa Barat diharapkan memberikan dampak besar dalam upaya pengurangan kemiskinan secara nasional. "Untuk mengurangi (jumlah) penduduk miskin itu secara signifikan, adalah dengan menyasar tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Karena sekitar 52 persen penduduk miskin Indonesia ada di Pulau Jawa," jelas Gus Ipul.
Universitas-universitas yang terlibat dalam MoU ini antara lain Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi, Universitas Pasundan Bandung, Universitas Islam Bandung (Unisba), Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, dan Universitas Maranatha Bandung. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan program yang terukur dan tepat sasaran.
Gus Ipul juga menyampaikan harapannya agar kerja sama ini dapat berlanjut dengan baik dan melibatkan pemerintah daerah. Dengan kepemimpinan baru di daerah, baik gubernur maupun bupati/wali kota, Kemensos ingin mengajak untuk bersinergi dalam penanganan kemiskinan ekstrem. "Kami ingin coba ya selama beberapa tahun ke depan ini fokus ke kemiskinan ekstrim. Jadi paling lambat tahun depan kemiskinan ekstrimnya sudah bisa 0 persen," tuturnya.
Strategi Terukur untuk Pengentasan Kemiskinan
Kemensos menekankan pentingnya strategi terukur dalam penanggulangan kemiskinan. Hal ini meliputi perencanaan yang matang, identifikasi kebutuhan masyarakat setempat, serta pelatihan yang sesuai. Tujuan utamanya adalah menciptakan kondisi di mana tidak ada lagi pengangguran dan kemiskinan di desa-desa. Semua warga diharapkan mampu berkreasi dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Kolaborasi dengan universitas diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam perencanaan dan implementasi program pengentasan kemiskinan. Universitas dapat memberikan kajian akademis, data, dan analisis yang dibutuhkan untuk merumuskan intervensi yang tepat dan efektif. Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif ini, Kemensos optimis dapat mencapai target pengurangan kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Melalui kerjasama ini, diharapkan akan tercipta solusi inovatif dan berkelanjutan dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia. Dengan menggabungkan keahlian Kemensos dan sumber daya akademis dari berbagai universitas, diharapkan akan tercipta dampak yang signifikan dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, khususnya kemiskinan ekstrem.
Program ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah yang menjadi sasaran program.