Kemensos Siap Salurkan Santunan Korban Longsor Gontor: 4 Meninggal, 25 Luka
Kementerian Sosial (Kemensos) telah menyelesaikan pendataan korban longsor di Ponpes Gontor dan siap menyalurkan santunan untuk 4 korban meninggal dan 25 korban luka.
Tragedi Longsor di Pondok Pesantren Gontor: Kemensos Siap Salurkan Santunan
Bencana tanah longsor yang terjadi di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Kampus 5 Darul Qiyam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Jumat, 25 April 2024, telah mengakibatkan duka mendalam. Kejadian yang menimpa para santri saat hendak melaksanakan sholat Jumat ini telah menelan empat korban jiwa dan melukai 25 lainnya. Kementerian Sosial (Kemensos) dengan sigap merespon kejadian ini dan menyatakan kesiapannya untuk menyalurkan santunan kepada para korban dan ahli waris.
Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, dalam pernyataan tertulis pada Senin, 28 April 2024, menyampaikan bahwa tim Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos telah bekerja keras melakukan asesmen, verifikasi, dan validasi data korban. Proses ini dilakukan dengan pendampingan petugas dari Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Magelang untuk memastikan akurasi data dan penelusuran ahli waris.
Proses pendataan yang cermat ini bertujuan agar penyaluran santunan dapat tepat sasaran dan meringankan beban para keluarga yang ditinggalkan serta korban yang mengalami luka-luka. Kemensos berkomitmen untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan guna membantu proses pemulihan pasca-bencana ini.
Pendataan Korban dan Penyaluran Santunan
Berdasarkan hasil pendataan Kemensos, bencana longsor tersebut mengakibatkan empat santri meninggal dunia dan 25 lainnya mengalami luka-luka. Saat ini, tujuh korban luka dirawat di Rumah Sakit Merah Putih Magelang, sementara satu korban lainnya dirawat di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta. Sebanyak 17 korban lainnya telah menjalani perawatan jalan dan kembali ke pondok pesantren, sedangkan satu santri kembali ke kampung halamannya untuk sementara waktu.
Menteri Sosial juga menjelaskan bahwa koordinasi intensif terus dilakukan dengan pihak rumah sakit terkait untuk memantau perkembangan kesehatan para korban luka. Kerja sama ini memastikan para korban mendapatkan perawatan medis terbaik dan dukungan yang diperlukan selama masa pemulihan.
Proses pendataan dan verifikasi ahli waris korban telah selesai dilakukan. Dengan demikian, Kemensos menyatakan kesiapannya untuk segera menyalurkan santunan kepada para ahli waris korban meninggal dan korban luka. Besaran santunan akan diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kronologi Kejadian Longsor
Longsor terjadi ketika para santri sedang bersiap untuk melaksanakan sholat Jumat. Mereka mengantre untuk mandi ketika tanah di bawah penampungan air yang terletak di belakang kamar mandi tiba-tiba longsor. Akibatnya, tembok penampungan air roboh dan menimpa para santri yang berada di dekatnya. Kejadian ini menyoroti pentingnya langkah-langkah pencegahan dan mitigasi bencana di lingkungan pesantren.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, terutama di daerah rawan longsor. Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana perlu ditingkatkan untuk meminimalisir risiko kejadian serupa di masa mendatang. Semoga kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi semua pihak.
Kemensos berkomitmen untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kepada para korban dan keluarga yang terkena dampak bencana longsor di Pondok Pesantren Gontor. Semoga proses pemulihan dapat berjalan dengan lancar dan para korban dapat segera pulih baik secara fisik maupun mental.
Proses penyaluran santunan akan dilakukan secara transparan dan akuntabel, memastikan bantuan tepat sasaran dan bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Kesimpulan
Kejadian longsor di Pondok Pesantren Gontor menjadi duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Respon cepat Kemensos dalam pendataan dan penyaluran santunan menunjukkan komitmen pemerintah dalam memberikan perlindungan sosial kepada korban bencana. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam di masa depan.