Kementan Perketat Pengawasan Kesehatan Hewan Jelang Idul Adha 2025
Kementerian Pertanian meningkatkan pengawasan kesehatan hewan kurban untuk mencegah penyakit menular dan zoonosis menjelang Idul Adha 2025, mencakup vaksinasi PMK, pelaporan gejala penyakit, dan pemotongan hewan yang higienis.
Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kewaspadaan terhadap kesehatan hewan kurban menjelang Idul Adha 2025. Langkah ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan penyakit zoonosis yang dapat menular ke manusia. Pengawasan ketat diterapkan mulai dari peternakan, pasar hewan, hingga rumah potong hewan (RPH) di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, menjelaskan bahwa koordinasi intensif dilakukan dengan dinas peternakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Peningkatan mobilitas ternak antarwilayah menjelang Idul Adha berpotensi meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), LSD, dan Anthrax. Oleh karena itu, pengawasan lalu lintas ternak menjadi sangat krusial.
"Upaya ini dilakukan melalui koordinasi intensif dengan dinas peternakan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota," kata Agung Suganda di Jakarta, Rabu. Ia menekankan pentingnya mitigasi risiko di seluruh rantai distribusi hewan kurban untuk memastikan keamanan dan kesehatan hewan kurban serta masyarakat.
Vaksinasi PMK dan Pengawasan Ketat
Salah satu langkah konkret yang diwajibkan adalah vaksinasi PMK pada hewan kurban di sekitar titik penjualan dalam radius minimal tiga kilometer. Vaksinasi ini harus dilakukan paling lambat enam bulan sebelum penyembelihan. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran wabah PMK yang dapat mengganggu ketersediaan hewan kurban dan mengancam kesehatan masyarakat.
Selain vaksinasi, Kementan juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada petugas kesehatan hewan jika menemukan gejala sakit pada hewan kurban. Pelaporan dini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas. Pemerintah daerah juga diwajibkan melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
Sistem pelaporan darurat juga harus diaktifkan untuk respon cepat terhadap potensi wabah. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada publik juga diperkuat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan hewan kurban.
Higienis dan Kesejahteraan Hewan
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen PKH Kementan, Nuryani Zainuddin, menambahkan pentingnya pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang higienis dan memperhatikan kesejahteraan hewan. Pemotongan yang tidak higienis dapat menjadi jalur masuk penyakit zoonosis ke manusia.
Masyarakat diimbau untuk memilih hewan kurban yang sehat, cukup umur, dan bebas gejala penyakit. "Penanganan daging dan jeroan yang tidak higienis bisa menjadi jalur masuk penyakit zoonosis ke manusia. Di sinilah peran edukasi dan kesadaran kolektif sangat penting," tegas Nuryani.
Pemilihan hewan kurban yang sehat merupakan tanggung jawab bersama untuk memastikan kesehatan dan keamanan pangan bagi masyarakat. Kementan menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran kolektif dalam menjaga kesehatan hewan kurban.
Distribusi Hewan Kurban dan Pencegahan Penyebaran Penyakit
Hewan kurban yang tidak terjual tidak boleh dikembalikan ke daerah asal untuk mencegah penyebaran penyakit lintas wilayah. Hewan tersebut harus dipelihara, dipotong di RPH setempat, atau dijual di wilayah sekitar. Kementan telah mencatat kebutuhan hewan kurban sapi dan kambing/domba pada tahun ini diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, naik 1,98 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketersediaan nasional mencapai 3.217.397 ekor, sehingga terdapat surplus sekitar 1,14 juta ekor. Kementan memastikan kecukupan hewan kurban secara nasional dan telah menyiapkan mekanisme distribusi dari daerah surplus ke daerah yang kekurangan. Distribusi yang terencana ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan hewan kurban di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan sinergi semua pihak, diharapkan Idul Adha tahun ini bukan hanya khidmat secara spiritual, tetapi juga aman dari sisi kesehatan. Pengawasan ketat dan edukasi publik menjadi kunci keberhasilan upaya ini. Kementan berkomitmen untuk memastikan ketersediaan hewan kurban yang sehat dan aman bagi seluruh masyarakat Indonesia.