Kesenian Lokal: Penggerak Ekonomi dan Jati Diri Bangsa, Ketua DPRD Jateng Berpendapat
Ketua DPRD Jateng, Sumanto, mendukung Barisan Hokya di Wonosobo karena dinilai mampu mendorong perekonomian daerah melalui kesenian tradisional sekaligus melestarikan budaya lokal.
Ketua DPRD Jawa Tengah (Jateng), Sumanto, baru-baru ini memberikan pernyataan dukungannya terhadap Barisan Hokya, sebuah kelompok penggerak kesenian tradisional di Kabupaten Wonosobo. Pernyataan tersebut disampaikan pada Senin di Wonosobo. Dukungan ini didasarkan pada peran Barisan Hokya yang tidak hanya melestarikan budaya tradisional, tetapi juga terbukti mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Sumanto menekankan bahwa Barisan Hokya telah berhasil menjadikan kesenian sebagai sumber penghasilan bagi para senimannya. Lebih dari itu, pentas seni yang rutin digelar juga memberikan dampak positif bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar lokasi pertunjukan. Banyak UMKM yang ikut berjualan dan mendapatkan keuntungan dari kegiatan tersebut. Hal ini menunjukkan sinergi positif antara pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan ini menjadi contoh nyata bagaimana budaya lokal dapat menjadi penggerak perekonomian. Keberadaan Barisan Hokya menjadi bukti bahwa pelestarian budaya tidak harus bertentangan dengan kemajuan ekonomi, bahkan dapat saling mendukung dan menguntungkan.
Pentingnya Pelestarian Budaya Lokal di Era Globalisasi
Sumanto juga menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dalam upaya melestarikan budaya lokal. Ia khawatir budaya tradisional akan tergerus oleh perkembangan zaman dan arus globalisasi yang membawa masuknya budaya asing. Namun, ia menegaskan bahwa di tengah kemajuan zaman, bangsa Indonesia tetap harus memiliki jatidiri yang kuat, dan kesenian tradisional merupakan salah satu pilar pentingnya.
“Baik dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota harus bahu-membahu. Jangan sampai kita kehilangan jatidiri bangsa. Kesenian tradisional tetap harus lestari,” tegas Sumanto. Ia mencontohkan Jepang dan Korea Selatan sebagai negara maju yang tetap mampu mempertahankan budaya tradisionalnya yang kuat.
Indonesia, menurutnya, perlu mencontoh keberhasilan negara-negara tersebut dalam memadukan kemajuan ekonomi dengan pelestarian budaya. Potensi kesenian lokal di Wonosobo, misalnya, perlu ditonjolkan dan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan perekonomian dan memperkuat jati diri bangsa.
Dukungan dari Berbagai Pihak dan Potensi Kesenian Lokal
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua Fraksi PDIP DPRD Jateng, Abang Baginda Muhammad Mahfudz Hasibuan; Ketua Komisi E, Messy Widiastuti; anggota DPR RI, Sofwan Dedy Ardiyanto; Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat; dan Bupati Temanggung, Agus Setiawan. Seluruh anggota Fraksi PDIP DPRD Jateng juga turut hadir.
Berbagai kelompok seni budaya turut menampilkan pertunjukannya, antara lain Tari Topeng Lengger Rukunsari Banjarsari, Tari Ndolalak Santi Rahayu Kaliwiro, Tari Imblig Dhem Setyo Langen Budoyo Reco, Seni Jaranan Sinar Budaya Klowoh, Seni Gambus Kedewan, dan Tari Topeng Seni Sura Budaya. Pentas seni berlangsung meriah dari siang hingga malam hari.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, menambahkan bahwa di Kabupaten Wonosobo terdapat sekitar 250 kelompok kesenian yang tergabung dalam Barisan Hokya. Kelompok-kelompok ini tersebar di seluruh desa di Wonosobo dan menjadi aset penting dalam pelestarian budaya lokal.
Kesenian sebagai Ekonomi Kreatif
Ketua Fraksi PDIP DPRD Jateng, Abang Baginda Muhammad Mahfudz Hasibuan, juga turut memberikan pernyataan penting. Ia meminta kepada seluruh anggota fraksinya untuk secara aktif menyelenggarakan acara-acara yang membahas isu-isu strategis di komisi masing-masing. Ia menyinggung tentang rencana Pemprov Jateng untuk menyusun Peraturan Daerah (Perda) mengenai Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).
Dalam Perda tersebut, bidang kebudayaan akan diintegrasikan ke dalam Dinas Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa kesenian dan budaya tidak hanya dilihat sebagai warisan yang perlu dilestarikan, tetapi juga sebagai sektor ekonomi kreatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seni budaya, menurutnya, harus mampu memberdayakan pelaku seni, pedagang keliling, dan pelaku UMKM di bidang seni dan budaya.
Kesimpulannya, perkembangan Barisan Hokya di Wonosobo menunjukkan potensi besar kesenian lokal sebagai penggerak ekonomi dan perekat jati diri bangsa. Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun para pelaku seni, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan pengembangan sektor ini.