Kewarganegaraan Tunggal RI: Tanggapan DPR atas Tren #KaburAjaDulu
Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menegaskan Indonesia menganut sistem kewarganegaraan tunggal dan mengajak warga negara untuk berperan aktif membangun bangsa, menanggapi tren #KaburAjaDulu di media sosial.
Jakarta, 17 Februari 2024 - Tren hashtag #KaburAjaDulu yang beredar di media sosial telah memicu tanggapan dari Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya. Ia menekankan bahwa Indonesia hanya mengakui satu kewarganegaraan, menanggapi kekhawatiran sebagian warga negara akan kondisi politik dan ekonomi dalam negeri.
Kewarganegaraan Tunggal dan Tanggung Jawab Warga Negara
Willy Aditya, yang komisionya membidangi HAM, menegaskan prinsip kewarganegaraan tunggal di Indonesia. Menurutnya, meskipun menjadi warga negara adalah hak asasi, patriotisme dan tanggung jawab bersama dalam memajukan bangsa menjadi hal yang tak kalah penting. "Kita lahir di sini, sanak famili kita di sini, tentu menjadi moral obligation (kewajiban moral) kita," ujar Willy di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Ia melanjutkan, pembangunan bangsa bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh warga negara. Meskipun tidak ada yang sempurna, Willy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk aktif berkontribusi dalam memperbaiki kondisi Indonesia. "Saya tegaskan, ini negara tanah air kita. Ayo sama-sama kita bangun, tanah air kita ini ibu pertiwi kita. Kalau ibu bapak marah sama kita, terus masa nanti dia jompo kita tinggalin, siapa yang ngurus dia?" tegasnya.
Belajar dari Negara Lain: Peran Diaspora
Willy menyoroti pentingnya belajar dari negara lain dalam memberdayakan diaspora. Ia mencontohkan kesuksesan Korea Selatan yang melibatkan diaspora mereka dalam pembangunan ekonomi. "Kita bisa belajar bagaimana Korea bangkit. Industri mereka itu tidak terlepas dari orang-orang Korea yang belajar di luar negeri. Ketika negara yang mulai bersiap membangun industrinya, mereka semua diundang," jelasnya.
Lebih lanjut, Willy menjelaskan bahwa tren #KaburAjaDulu merupakan ekspresi emosi yang wajar, namun tidak perlu dibesar-besarkan. Ia mengingatkan pepatah "hujan emas di rantau orang, hujan batu di kampung sendiri", yang menjadi tantangan bagi seluruh pihak untuk memperbaiki kondisi dalam negeri. "Ada kata-kata, hujan emas di rantau di kampung orang, hujan batu di kampung sendiri, lebih baik di kampung sendiri. Tentu ini menjadi tantangan bagi kita semua," katanya.
Kesimpulan: Kolaborasi untuk Indonesia Maju
Pernyataan Willy Aditya ini memberikan perspektif penting tentang kewarganegaraan dan tanggung jawab bersama dalam membangun Indonesia. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan seluruh warga negara untuk mengatasi tantangan dan memajukan bangsa. Tren #KaburAjaDulu, meskipun merefleksikan kekhawatiran sebagian masyarakat, juga menjadi pengingat akan pentingnya perbaikan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan belajar dari negara lain dan menumbuhkan rasa tanggung jawab bersama, Indonesia dapat menciptakan masa depan yang lebih baik.