Kinerja Perbankan Indonesia Optimistis Meningkat di Triwulan I 2025
Survei OJK menunjukkan optimisme perbankan terhadap kinerja yang lebih baik pada triwulan I 2025, didorong oleh stabilitas ekonomi dan peningkatan intermediasi.
Jakarta, 4 Maret 2025 - Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) menunjukkan optimisme sektor perbankan Indonesia terhadap peningkatan kinerja pada triwulan I 2025. Indeks Orientasi Bisnis Perbankan (IBP) tercatat sebesar 60, berada di zona optimis. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Optimisme ini didorong oleh ekspektasi stabilitas kondisi makroekonomi dan peningkatan intermediasi. Kemampuan perbankan dalam mengelola risiko juga menjadi faktor kunci, meskipun kondisi ekonomi global masih kurang kondusif. Survei melibatkan 96 bank responden yang menguasai 96,61 persen total aset bank umum pada Desember 2024.
Indeks Ekspektasi Kinerja (IEK) untuk triwulan I 2025 mencapai angka 74, menunjukkan keyakinan yang kuat terhadap pertumbuhan positif. Pertumbuhan kredit diproyeksikan meningkat berkat pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan, serta momentum Ramadhan dan Idul Fitri yang diperkirakan akan mendorong permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat.
Pertumbuhan Kredit dan Penghimpunan Dana
Optimisme terhadap peningkatan penyaluran kredit pada triwulan I 2025 didorong oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi domestik yang berkelanjutan. Momentum Ramadhan dan Idul Fitri juga diyakini akan mendorong peningkatan permintaan kredit dan aktivitas usaha masyarakat. Hal ini akan berdampak positif pada kinerja perbankan secara keseluruhan.
Dari sisi penghimpunan dana, responden memperkirakan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sejalan dengan membaiknya kegiatan ekonomi. Peningkatan DPK ini akan memberikan bank sumber dana yang cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit yang diproyeksikan.
Indeks Ekspektasi Kondisi Makroekonomi (IKM) untuk triwulan I 2025 berada di level optimis (53). Hal ini terutama disebabkan oleh perkiraan kondisi makroekonomi domestik yang stabil dan prediksi penurunan BI Rate.
Kondisi Makroekonomi dan Pertumbuhan PDB
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan tetap positif pada triwulan I 2025. Hal ini didorong oleh peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan datangnya Ramadhan dan Idul Fitri, peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025, dan adanya stimulus ekonomi 2025. Faktor-faktor ini menunjukkan prospek ekonomi yang positif dan mendukung optimisme perbankan.
Lebih lanjut, mayoritas responden meyakini bahwa risiko perbankan pada triwulan I 2025 tetap terkendali. Indeks Persepsi Risiko (IPR) sebesar 55 menunjukkan keyakinan bahwa risiko cukup manageable. Responden menilai kualitas kredit tetap baik, posisi devisa netto (PDN) rendah dengan aset dan tagihan valas yang lebih besar dari kewajiban valas (long position), dan rentabilitas diperkirakan meningkat seiring kenaikan penyaluran kredit. Risiko likuiditas juga diperkirakan stabil.
"Selanjutnya, risiko likuiditas juga diperkirakan masih terjaga stabil dibandingkan triwulan sebelumnya," kata Dian.
Outlook Ekonomi Global dan Indonesia
Survei SBPO juga mencatat outlook ekonomi global dan Indonesia tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat karena ketidakpastian kondisi global, tensi geopolitik yang tinggi, dan potensi trade war.
Sementara itu, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh cukup stabil di tahun 2025. Proyeksi ini didorong oleh penurunan suku bunga acuan, kebijakan ekonomi pemerintah yang pro growth, berakhirnya sikap wait and see investor pasca tahun politik 2024, dan inflasi yang terkendali.
Secara keseluruhan, survei OJK menunjukkan sentimen positif dari sektor perbankan terhadap prospek kinerja di triwulan I 2025. Optimisme ini didasari oleh faktor-faktor makroekonomi yang stabil dan kemampuan perbankan dalam mengelola risiko yang ada. Namun, tetap perlu diwaspadai potensi perlambatan ekonomi global yang dapat memengaruhi kinerja perbankan Indonesia.