KKP Prioritaskan Akses Nelayan dan Ekosistem dalam Proyek Tanggul Laut Raksasa
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tegaskan pentingnya akses nelayan dan kelestarian ekosistem dalam rencana pembangunan tanggul laut raksasa di Indonesia, meskipun proyek tersebut menarik minat investor asing.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan komitmennya untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan dan aksesibilitas nelayan dalam proyek ambisius pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) yang direncanakan membentang dari Cilegon, Banten hingga Gresik, Jawa Timur. Proyek ini, yang dibahas dalam konteks Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), menjadi sorotan utama, melibatkan berbagai kementerian dan menarik minat investor dari China dan Korea Selatan. Direktur Perencanaan Ruang Perairan KKP, Abdi Tunggal Prianto, menekankan pentingnya keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan keberlanjutan ekosistem laut.
Abdi Tunggal Prianto menegaskan bahwa akses nelayan dan kelestarian ekosistem laut merupakan prioritas utama KKP dalam proyek ini. "Jadi kami mendukung namun memang aksesibilitas nelayan, ekosistem, dan juga sumber daya ikan itu tetap harus jadi prioritas dari KKP untuk dijaga," ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu (7/5).
KKP mendorong penggunaan metode pembangunan yang lebih ramah lingkungan, seperti pemanfaatan mangrove, sejalan dengan usulan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan. Fokus awal pembangunan akan diprioritaskan di Teluk Jakarta, dengan mempertimbangkan perlindungan kawasan mangrove dan akses nelayan di wilayah tersebut.
Metode Pembangunan dan Kerjasama Internasional
Hingga saat ini, belum ada kesepakatan final antar kementerian terkait metode pembangunan Giant Sea Wall yang paling efektif. Pemerintah Indonesia perlu mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif, termasuk pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan penanganan limbah, untuk mencegah dampak negatif terhadap sumber daya air. "Supaya nanti tidak ada lagi penurunan muka air tanah, kemudian intrusi dan sebagainya, itu juga akan teratasi dengan adanya kegiatan yang lebih komprehensif," jelas Prianto.
Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo, sebelumnya mengungkapkan ketertarikan investor asing, khususnya dari China dan Korea Selatan, terhadap proyek ini. Namun, Dody menekankan perlunya penyempurnaan format rencana proyek sebelum membahas teknis pembangunan. Kajian studi kelayakan (feasibility study) masih berlangsung, dan desain dasar (basic design) mengacu pada Program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
Proyek tanggul laut raksasa ini, meskipun menawarkan potensi besar dalam mitigasi bencana, juga menyimpan tantangan kompleks. Oleh karena itu, pendekatan yang berkelanjutan dan memperhatikan kepentingan nelayan serta kelestarian ekosistem laut menjadi sangat krusial. KKP akan terus berperan aktif dalam memastikan proyek ini tidak merugikan masyarakat pesisir dan lingkungan.
Pertimbangan Lingkungan dan Sosial
Pembangunan tanggul laut raksasa tidak hanya membutuhkan perencanaan teknis yang matang, tetapi juga mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial. KKP menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan kelestarian ekosistem laut. Hal ini meliputi perlindungan terhadap habitat mangrove, terumbu karang, dan padang lamun yang berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati laut.
Selain itu, KKP juga memperhatikan dampak proyek terhadap mata pencaharian nelayan. Akses nelayan terhadap wilayah penangkapan ikan harus tetap terjaga agar tidak terganggu oleh pembangunan tanggul. KKP akan berupaya mencari solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan nelayan dan pembangunan infrastruktur secara berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia perlu memastikan bahwa proyek ini dijalankan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan. Partisipasi aktif dari masyarakat pesisir dan nelayan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek sangat penting untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan proyek ini.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut, proyek tanggul laut raksasa diharapkan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi Indonesia, baik dalam hal mitigasi bencana maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan dan mata pencaharian nelayan.