Kolaborasi Tingkatkan Produksi Padi Petani Natuna
Pemerintah pusat dan daerah berkolaborasi meningkatkan produksi padi di Natuna melalui bantuan benih, pupuk, penyuluhan, dan jaminan pasar, guna mendukung ketahanan pangan nasional.
Suasana berbeda terlihat di sawah Kelompok Tani Cipto Dadi, Natuna, pada pertengahan Februari 2025. Kehadiran Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, menandai penanaman padi perdana dalam program ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak, dari TNI hingga masyarakat, menunjukkan komitmen bersama untuk meningkatkan produksi padi di daerah ujung negeri ini.
Target Produksi dan Bantuan Pemerintah
Kabupaten Natuna ditargetkan menanam padi di lahan seluas 114 hektare pada tahun 2025. Pemerintah pusat menyediakan benih padi (biofortifikasi dan Inpari 32) untuk 100 hektare serta pupuk NPK. Pemerintah provinsi dan kabupaten juga turut berkontribusi dengan menambah bantuan pupuk, obat-obatan, dan berkolaborasi dengan Korem 033 Wira Pratama untuk lahan seluas 11 hektare. Sisa 3 hektare ditangani melalui swadaya masyarakat. Penanaman dilakukan dua tahap; 60 hektare pada tahap pertama, sisanya disesuaikan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Natuna, Wan Sazali, menjelaskan rencana penanaman tersebut. Dukungan pemerintah tidak hanya berupa benih dan pupuk, tetapi juga mencakup bantuan teknis dan pendampingan bagi para petani.
Dukungan Pupuk dan Infrastruktur
Pupuk dari pemerintah pusat telah disalurkan pada 2024. Pemerintah Kabupaten Natuna mengalokasikan Rp1,2 miliar untuk pupuk NPK (Rp900 juta) dan kapur dolomit (Rp300 juta). Kapur dolomit sangat penting untuk menetralisir keasaman tanah. Balai Wilayah Sungai (BWS) juga dilibatkan untuk membantu pengairan sawah.
Pentingnya Penyuluhan Pertanian
Selain bantuan fisik, pemerintah juga fokus pada peningkatan kapasitas petani. Penyuluh pertanian akan mendampingi petani dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Bantuan biaya produksi yang signifikan bertujuan agar petani dapat fokus pada peningkatan hasil panen.
Pemerintah optimistis bahwa dukungan ini akan mendorong petani untuk bekerja lebih cerdas, memperluas lahan, dan meningkatkan pendapatan. Program ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Jaminan Pasar dan Ketersediaan Beras
Pemerintah menjamin pemasaran hasil panen melalui Bulog, dengan harga pembelian gabah Rp6.500 per kilogram. Bulog juga memiliki stok beras di Natuna untuk menjaga ketersediaan beras, meskipun produksi padi lokal (60 ton pada 2023 dan 112 ton pada 2024) masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Natuna (5.800 ton per tahun). Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog dan peran pengusaha lokal dalam mendatangkan beras dari luar daerah memastikan ketersediaan beras di Natuna.
Kesimpulan
Kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, TNI, dan masyarakat dalam program peningkatan produksi padi di Natuna menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai swasembada pangan. Bantuan yang komprehensif, mulai dari penyediaan bibit dan pupuk hingga jaminan pasar, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di daerah tersebut. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan produksi pertanian.