Konsumsi Rumah Tangga Tumbuh 4,89 Persen, Sektor Restoran dan Transportasi Jadi Penggerak
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,89 persen yoy, terutama dari sektor restoran dan transportasi, meskipun melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 mencapai 4,87 persen year-on-year (yoy), dengan konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengumumkan bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,89 persen yoy, memberikan andil sebesar 2,61 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan konsumsi di berbagai sektor, meskipun terdapat beberapa sektor yang mengalami perlambatan.
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini terjadi di tengah berbagai dinamika ekonomi. BPS mencatat realisasi Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp5.665,9 triliun dan PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) senilai Rp3.264,5 triliun pada triwulan I 2025. Namun, jika dibandingkan dengan triwulan I 2024 secara quarter-to-quarter (q-to-q), ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar -0,98 persen.
Meskipun pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2025 lebih rendah dibandingkan triwulan I 2024 (4,91 persen yoy) dan kuartal IV 2024 (4,98 persen yoy), angka ini masih tergolong baik jika dibandingkan dengan triwulan I pada tahun-tahun sebelumnya, terutama jika mempertimbangkan faktor-faktor seperti Pemilihan Umum (Pemilu).
Sektor Restoran dan Transportasi Menjadi Penggerak Utama
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh subkomponen Transportasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 6,18 persen yoy dan subkomponen Restoran dan Hotel yang tumbuh sebesar 6,06 persen yoy. Subkomponen makanan dan minuman selain restoran juga berkontribusi signifikan dengan pertumbuhan 4,05 persen yoy. Hal ini menunjukkan peningkatan aktivitas masyarakat di sektor rekreasi dan mobilitas.
Kepala BPS menjelaskan bahwa pertumbuhan yang kuat di sektor restoran dan transportasi mencerminkan perubahan pola hidup masyarakat. "Tentunya ini juga terkait dengan perubahan pola hidup masyarakat, yang mana kalau dilihat restoran, makanan, dan minuman itu tumbuhnya relatif masih kuat, sementara transportasi dan komunikasi juga tumbuhnya masih kuat 6,18 persen. Ini tidak jauh berbeda dengan kuartal-kuartal sebelumnya," ujar Amalia.
Meskipun demikian, pertumbuhan konsumsi di beberapa sektor lain relatif melambat. Konsumsi pakaian dan alas kaki, misalnya, hanya tumbuh sebesar 3,48 persen yoy. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran prioritas pengeluaran masyarakat.
Analisis Lebih Dalam Mengenai Perlambatan Konsumsi
Perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2025 dibandingkan tahun sebelumnya, menurut BPS, dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perubahan pola hidup masyarakat. Meskipun pertumbuhannya melambat, angka 4,89 persen yoy bukanlah yang terendah dalam lima tahun terakhir. Sebagai perbandingan, pada triwulan I 2020, konsumsi rumah tangga bahkan mengalami kontraksi sebesar -5,52 persen yoy.
Pertumbuhan yang lebih rendah juga tercatat pada triwulan I 2022 (4,35 persen yoy) dan triwulan I 2023 (4,53 persen yoy). BPS menjelaskan bahwa pertumbuhan yang lebih tinggi pada triwulan I 2024 (4,91 persen yoy) dipengaruhi oleh momentum Pemilu 2024 dan bulan Ramadhan. "Kalau dibandingkan ke kondisi tanpa pemilu, sebenarnya di Q1 (triwulan/kuartal I) 2025 ini relatif bagus dibandingkan dengan Q1 tahun-tahun sebelumnya yang tanpa pemilu," jelas Amalia.
Secara keseluruhan, pertumbuhan PDB subkomponen dalam komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga relatif stabil. Meskipun ada subsektor yang mengalami penguatan dan pelemahan, BPS menekankan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025.
Meskipun terdapat beberapa sektor yang mengalami perlambatan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara keseluruhan tetap memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini menunjukkan ketahanan ekonomi domestik dan potensi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 didorong oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 4,89 persen yoy, meskipun lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Sektor restoran dan transportasi menjadi penggerak utama, sementara sektor lain seperti pakaian dan alas kaki mengalami perlambatan. Meskipun demikian, angka ini masih tergolong positif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan ketahanan ekonomi domestik.