Kop Des Merah Putih: Layanan Terpadu Satu Pintu untuk Desa, Mencakup Klinik hingga Gudang
Menkop Budi Arie Setiadi mengungkapkan Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi OSS terpadu, meliputi gudang, cold storage, unit simpan pinjam, apotek, dan klinik, dengan perkiraan biaya pembangunan Rp5 miliar per desa.
Jakarta, 7 Maret 2024 - Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM), Budi Arie Setiadi, mengumumkan rencana besar pengembangan Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih. Program ini tidak hanya sebatas koperasi biasa, melainkan akan menjadi layanan terpadu satu pintu (OSS) yang mencakup berbagai fasilitas penting bagi masyarakat desa. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa di seluruh Indonesia, dengan mempertimbangkan keunikan dan kebutuhan masing-masing daerah.
Konsep Kop Des Merah Putih ini meliputi enam outlet utama: gudang penyimpanan, cold storage untuk produk pertanian yang membutuhkan suhu rendah, kantor koperasi sebagai pusat pengelolaan, apotek desa untuk akses kesehatan dasar, klinik desa untuk layanan kesehatan, dan unit simpan pinjam desa sebagai akses permodalan. Pembangunannya akan disesuaikan dengan karakteristik desa, apakah desa pertanian, perikanan, atau desa yang sudah berkembang lebih pesat.
Pengumuman ini disampaikan Menkop UKM Budi Arie Setiadi usai bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Beliau menjelaskan bahwa desain dan implementasi program ini akan mempertimbangkan keragaman kondisi desa di Indonesia. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan program ini relevan dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat desa.
Konsep dan Biaya Pembangunan Kop Des Merah Putih
Menkop UKM Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa terdapat enam outlet yang akan terintegrasi dalam satu kawasan Kop Des Merah Putih. Keenam outlet tersebut dirancang untuk memberikan layanan yang komprehensif bagi masyarakat desa. Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa pembangunan satu kawasan Kop Des Merah Putih diperkirakan menelan biaya hingga Rp5 miliar.
Anggaran tersebut mencakup pembangunan gudang, cold storage, gerai, serta pengadaan minimal dua truk dan bengkel untuk menunjang operasional koperasi. Truk-truk ini akan digunakan untuk mengangkut hasil pertanian dan perikanan dari desa, serta mendistribusikan barang-barang kebutuhan desa. Dengan demikian, Kop Des Merah Putih diharapkan dapat menjadi pusat kegiatan ekonomi dan layanan terpadu di tingkat desa.
Pemerintah masih terus menyusun detail rencana pembentukan Kop Des Merah Putih, termasuk skema pembiayaan, prinsip-prinsip operasional, dan detail lainnya. Beberapa kementerian terkait, seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, terlibat aktif dalam perencanaan dan implementasi program ini. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keberhasilan program ini.
Kerjasama Antar Kementerian dan Tahapan Selanjutnya
Budi Arie Setiadi menekankan bahwa saat ini pemerintah tengah fokus pada prinsip-prinsip dasar pembentukan Kop Des Merah Putih. Detail-detail seperti skema pembiayaan akan dibahas dan dirumuskan lebih lanjut dalam rapat-rapat berikutnya. Kerjasama antar kementerian menjadi kunci keberhasilan program ini, memastikan sinergi dan efisiensi dalam pelaksanaan.
Presiden Joko Widodo telah memanggil beberapa menteri untuk membahas tindak lanjut rencana pembentukan Kop Des Merah Putih, termasuk Menkop UKM Budi Arie Setiadi dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Hal ini menunjukkan dukungan penuh pemerintah terhadap program ini dan komitmen untuk memastikan keberhasilannya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
Pembentukan Kop Des Merah Putih diharapkan dapat menjadi solusi terintegrasi untuk meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya fasilitas yang lengkap dan terpadu, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan mempermudah akses masyarakat terhadap berbagai layanan penting.
Pemerintah menyadari bahwa 85 persen desa di Indonesia merupakan desa pertanian, dan 15 persen lainnya desa agro-maritim. Oleh karena itu, Kop Des Merah Putih akan dirancang untuk mengakomodasi keragaman kondisi dan kebutuhan desa di seluruh Indonesia. Program ini diharapkan dapat menjadi model pembangunan desa yang berkelanjutan dan inklusif.