Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo: Solusi Ekonomi Desa dan Swasembada Pangan?
Wamenkop resmikan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo di Sleman, diharapkan jadi contoh pemberdayaan ekonomi desa dan swasembada pangan Indonesia.
Wakil Menteri Koperasi dan UMKM, Ferry Juliantono, baru-baru ini meresmikan Koperasi Merah Putih Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sidomulyo di Sleman, Yogyakarta. Peresmian ini menandai langkah konkret pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan melalui pemberdayaan koperasi di tingkat desa. Koperasi ini akan berperan penting dalam pembelian gabah dari petani dan penjualan pupuk, sekaligus menjadi contoh bagi desa lain di Indonesia.
Peresmian tersebut dilakukan pada Jumat di Sleman, Yogyakarta. Gapoktan Sidomulyo menjadi koperasi desa merah putih pertama di Indonesia, diharapkan menjadi contoh bagi desa lain di DIY dan Indonesia. Langkah ini diyakini akan memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat pedesaan.
Program ini juga mendapat dukungan dari Bank Negara Indonesia (BNI) yang akan membantu dalam penguatan kelembagaan dan digitalisasi operasional koperasi. Dukungan tersebut meliputi pelatihan manajemen dan pemagangan sumber daya manusia, bertujuan untuk memodernisasi pengelolaan koperasi dan meningkatkan efisiensi.
Koperasi Merah Putih: Harapan Swasembada Pangan dan Penguatan Ekonomi Desa
Ferry Juliantono menekankan bahwa Koperasi Gapoktan Sidomulyo memiliki berbagai fasilitas lengkap, termasuk penggilingan, mesin pengering, gudang, kantor, dan layanan simpan pinjam. Bahkan, koperasi ini juga memiliki gerai penjualan alat mesin pertanian. "'Nanti akan difasilitasi pemerintah sebagai Koperasi Merah Putih. Dan kami mendapat dukungan dari BNI yang memfasilitasi penguatan kelembagaan dan digitalisasi kegiatan operasional gapoktan yang sudah berubah menjadi koperasi,'" kata Ferry Juliantono.
Koperasi ini diarahkan untuk mengelola usaha beras, gabah, benih, pupuk, pestisida, dan usaha pertanian lainnya. Tidak hanya itu, pengembangan usaha juga diarahkan untuk mendirikan apotek dan klinik desa guna meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Hal ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Dengan dukungan dari pemerintah dan BNI, diharapkan Koperasi Merah Putih Gapoktan Sidomulyo dapat berkontribusi signifikan terhadap stok gabah dan beras nasional, serta mendongkrak perekonomian masyarakat desa. "'Harapannya Koperasi Merah Putih ini dapat mendukung stok gabah dan beras dalam negeri, mendongkrak ekonomi masyarakat desa dan manfaat lain yang diharapkan Presiden Prabowo,'" ujar Ferry Juliantono.
Dukungan Pemerintah dan Swasta dalam Mewujudkan Koperasi Desa Merah Putih
Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kementerian Koperasi dan UMKM, Hendra Saragih, menjelaskan bahwa inisiatif pembentukan 70.000 Koperasi Desa Merah Putih merupakan arahan langsung dari Presiden. Tujuannya adalah untuk mengatasi permasalahan di desa, seperti rantai distribusi panjang, keterbatasan modal, dan dominasi perantara yang menekan harga petani.
Koperasi Desa Merah Putih diharapkan menjadi pusat ekonomi desa dengan gudang modern, memfasilitasi petani dalam hal akses pasar dan mengurangi biaya bagi konsumen. Pembentukan koperasi ini juga merupakan upaya untuk mewujudkan swasembada pangan dan memberdayakan masyarakat melalui kerja sama dalam wadah kelembagaan koperasi.
Pembentukan koperasi ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mewujudkan pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Dengan adanya koperasi ini, diharapkan petani dapat memperoleh harga yang lebih baik untuk hasil panen mereka dan mendapatkan akses yang lebih mudah terhadap input pertanian.
Sukses Gapoktan Sidomulyo: Contoh Keberhasilan Koperasi Desa
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, mengungkapkan kebanggaannya atas terpilihnya Gapoktan Sidomulyo sebagai penerima program pengembangan gapoktan menjadi koperasi. Gapoktan Sidomulyo telah menunjukkan kinerja yang luar biasa sejak tahun 2008, berhasil mengembangkan berbagai macam produksi beras dengan kualitas tinggi.
Diawali dengan lahan seluas 140 hektare, Gapoktan Sidomulyo kini mampu memasok beras hingga 270 ton per bulan. Mereka bahkan menyediakan berbagai macam beras organik, seperti beras pandan wangi, mentik susu, ciherang, beras merah premium, dan beras hitam. Keberhasilan ini menjadikan Gapoktan Sidomulyo sebagai rujukan bagi kelompok tani di daerah lain.
Dengan merek unggulan "Beras Super Sidomulyo", Gapoktan Sidomulyo telah menjalin kerjasama dengan berbagai dunia usaha untuk memperluas pasar. Hal ini menunjukkan potensi besar koperasi desa dalam meningkatkan perekonomian lokal dan kesejahteraan petani.
Keberhasilan Gapoktan Sidomulyo membuktikan bahwa dengan pengelolaan yang baik dan dukungan yang tepat, koperasi desa dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Model koperasi ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.