Korban Terseret Arus Sungai Masuppu Ditemukan Meninggal Dunia
Tim SAR gabungan berhasil menemukan jasad Daktu Lakbi (64), satu dari dua korban yang terseret arus Sungai Masuppu di Mamasa, Sulawesi Barat, setelah pencarian selama tiga hari.
Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi satu dari dua korban yang dilaporkan hilang terseret arus Sungai Masuppu di Dusun Talambai, Desa Lambanan, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Korban, Daktu Lakbi (64), ditemukan meninggal dunia setelah pencarian selama tiga hari. Pencarian melibatkan berbagai pihak dan teknologi, termasuk drone thermal, untuk melacak korban di sepanjang aliran sungai yang cukup deras.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mamuju, Mahmud Afandi, membenarkan penemuan jasad Daktu Lakbi pada Senin siang pukul 12.20 WITA. Jasad korban ditemukan sekitar 34 kilometer dari lokasi awal kejadian, di Desa Rate, Kecamatan Masanda, Kabupaten Tanah Toraja, Sulawesi Selatan. Penemuan ini terjadi setelah tim SAR melakukan penyisiran menggunakan drone thermal yang mendeteksi keberadaan korban.
Evakuasi jasad korban memakan waktu dua jam karena arus sungai yang deras dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Setelah dievakuasi, jasad Daktu Lakbi diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Mamasa untuk penanganan lebih lanjut. Pencarian terhadap korban kedua, Aprilia (5), cucu Daktu Lakbi, akan dilanjutkan pada hari Selasa.
Pencarian Korban Terseret Arus Sungai Masuppu
Insiden terseretnya dua warga Mamasa, Daktu Lakbi dan cucunya Aprilia, terjadi pada Sabtu (15/3). Kedua korban dilaporkan hilang setelah terseret arus Sungai Masuppu di Dusun Talambai. Tim SAR gabungan langsung dikerahkan setelah menerima laporan tersebut.
Proses pencarian dilakukan dengan membagi tim menjadi dua. SRU I melakukan penyisiran di sepanjang sungai, sementara SRU II melakukan penyisiran udara menggunakan drone thermal. Strategi ini terbukti efektif, karena drone thermal berhasil mendeteksi keberadaan Daktu Lakbi.
Mahmud Afandi menjelaskan bahwa pencarian hari Senin dihentikan sementara dan akan dilanjutkan pada Selasa untuk mencari Aprilia. "Penyisiran di hari ketiga ini, akhirnya membuahkan hasil setelah drone thermal berhasil mendeteksi posisi salah satu korban hingga akhirnya berhasil dievakuasi. Penyisiran besok (Selasa) akan diperluas untuk memaksimalkan upaya pencarian," terang Mahmud Afandi.
Upaya Pencarian dan Evakuasi
Proses evakuasi jasad Daktu Lakbi menghadapi tantangan berupa arus sungai yang deras dan cuaca yang berubah-ubah. Hal ini menyebabkan proses evakuasi memakan waktu hingga dua jam. Meskipun demikian, tim SAR gabungan tetap berupaya maksimal untuk mengevakuasi jasad korban.
Penggunaan drone thermal terbukti efektif dalam mempercepat proses pencarian. Teknologi ini memungkinkan tim SAR untuk melakukan penyisiran dari udara dan mendeteksi keberadaan korban meskipun berada di lokasi yang sulit dijangkau. Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam operasi SAR.
Tim SAR gabungan terdiri dari berbagai unsur, termasuk Basarnas, TNI, Polri, dan relawan. Kerja sama dan koordinasi yang baik antar tim menjadi kunci keberhasilan dalam mengevakuasi jasad Daktu Lakbi.
Meskipun satu korban telah ditemukan, pencarian akan terus berlanjut hingga korban kedua ditemukan. Upaya pencarian akan diperluas dan dimaksimalkan untuk memastikan keselamatan Aprilia.
Semoga pencarian korban kedua segera membuahkan hasil dan keluarga korban dapat segera mendapatkan kepastian.