KPAI Pertanyakan Sasaran Pendidikan Karakter di Barak Militer Jawa Barat
KPAI mempertanyakan ketepatan sasaran Program Pendidikan Karakter Panca Waluya di barak militer Jawa Barat, karena sebagian besar peserta memiliki masalah perilaku seperti merokok dan tawuran, bukan masalah karakter utama.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti Program Pendidikan Karakter Panca Waluya Jawa Barat Istimewa yang diselenggarakan di barak militer. Program yang diluncurkan oleh Pemprov Jawa Barat ini, menurut KPAI, perlu ditinjau kembali sasaran peserta didiknya. Hal ini menyusul temuan KPAI setelah melakukan kunjungan langsung ke lokasi program di Purwakarta dan Bandung Barat.
Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, mengungkapkan dalam konferensi pers di Jakarta bahwa peserta program sebagian besar memiliki masalah perilaku seperti merokok, membolos sekolah, dan terlibat tawuran. "Berdasarkan latar belakang para siswa yang mengikuti program di dua lokasi barak militer, yakni di Lembang dan Purwakarta, faktor penyebab utama mereka masuk ke dalam program ini adalah karena kebiasaan merokok, disusul oleh perilaku sering membolos sekolah, dan di urutan ketiga adalah keterlibatan dalam tawuran," jelas Jasra Putra.
Lebih mengejutkan lagi, 6,7 persen siswa bahkan mengaku tidak mengetahui alasan mereka mengikuti program tersebut. Temuan ini menjadi dasar KPAI untuk mempertanyakan efektivitas dan relevansi program terhadap tujuan pembentukan karakter yang diharapkan.
Peninjauan Ulang Sasaran Program Pendidikan Karakter
KPAI menekankan perlunya peninjauan menyeluruh terhadap kriteria peserta didik dalam program ini. Pertanyaan mendasar yang muncul adalah apakah program di barak militer merupakan metode yang tepat untuk mengatasi masalah perilaku seperti merokok dan tawuran. Apakah pendekatan militeristik efektif dalam membangun karakter "cageur, bageur, bener, pinter, tur singer" sebagaimana yang dicita-citakan oleh program ini?
Program ini, yang diluncurkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 tahun 2017 dan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 43/PK.03.04/Kesra tertanggal 2 Mei 2025, bertujuan membentuk karakter positif pada peserta didik. Namun, temuan KPAI menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara tujuan program dan profil peserta didik yang mengikutinya.
KPAI menyarankan agar pemerintah Provinsi Jawa Barat mengevaluasi kembali metode dan kriteria peserta didik. Apakah ada metode lain yang lebih efektif dan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi para siswa? Apakah pendekatan yang lebih humanis dan rehabilitatif akan lebih memberikan dampak positif dalam pembentukan karakter?
Konteks Program dan Tanggapan Publik
Program Pendidikan Karakter Panca Waluya Jawa Barat Istimewa telah berjalan sejak 2 Mei 2025 dan telah menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Ada yang mendukung program ini sebagai upaya membentuk karakter generasi muda, namun tak sedikit pula yang mempertanyakan metode dan sasaran program tersebut. KPAI berharap agar pemerintah Jawa Barat dapat merespon kritik dan saran yang disampaikan demi perbaikan program ke depannya.
KPAI telah mengunjungi Barak Militer Resimen 1 Shira Yudha Purwakarta dan Depo Pendidikan Bela Negara Rindam III Siliwangi, Cikole, Kabupaten Bandung Barat untuk melakukan observasi langsung. Hasil observasi ini menjadi dasar bagi KPAI untuk mengeluarkan rekomendasi agar dilakukan peninjauan ulang terhadap program tersebut.
Ke depannya, KPAI berharap agar program-program pembentukan karakter anak dan remaja di Jawa Barat didasarkan pada pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan yang dihadapi anak dan remaja, serta metode yang tepat dan efektif untuk mengatasinya. Pendekatan yang humanis dan berfokus pada pemulihan, bukan hukuman, dianggap lebih penting.
KPAI juga menekankan pentingnya partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat, dalam upaya pembentukan karakter anak dan remaja. Kerjasama dan koordinasi yang baik sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak dan remaja.
Rekomendasi KPAI untuk Pemprov Jawa Barat
- Meninjau ulang kriteria peserta didik dalam Program Pendidikan Karakter Panca Waluya.
- Mengevaluasi metode pendidikan yang digunakan, apakah sudah efektif dan sesuai dengan tujuan program.
- Mempertimbangkan pendekatan yang lebih humanis dan rehabilitatif dalam membentuk karakter.
- Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai pihak terkait, termasuk orang tua, sekolah, dan masyarakat.