Langganan Jurnal Nasional: Menjembatani Kesetaraan Akses di Kampus Indonesia
Menkodikti berkolaborasi dengan Perpusnas untuk menciptakan langganan jurnal nasional tunggal guna pemerataan akses referensi ilmiah bagi seluruh kampus di Indonesia.
Jakarta, 8 Agustus 2024 - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, telah menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk menyiapkan sistem langganan jurnal nasional tunggal. Inisiatif ini bertujuan untuk memastikan akses yang merata terhadap referensi ilmiah bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Kerja sama ini dilatarbelakangi oleh disparitas akses jurnal ilmiah yang selama ini terjadi, di mana kampus-kampus besar memiliki akses lebih luas dibandingkan kampus-kampus kecil. Hal ini juga didorong oleh kenyataan bahwa banyak kampus menghabiskan anggaran untuk langganan jurnal tanpa memaksimalkan penggunaannya.
"Kita ingin muncul budaya ilmiah. Orang harus mencintai Perpustakaan Nasional. Kita akan jadikan ini ikon pembangunan," ujar Mendikbudristek Brian Yuliarto dalam keterangan tertulis kementerian di Jakarta, Sabtu. Pernyataan ini menekankan pentingnya akses mudah terhadap referensi ilmiah, khususnya jurnal, bagi kemajuan pendidikan tinggi di Indonesia. Pemerataan akses ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan di seluruh perguruan tinggi.
Langkah strategis ini diyakini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan adanya langganan jurnal nasional tunggal, diharapkan dapat tercipta iklim akademik yang lebih kompetitif dan setara. Selain itu, efisiensi anggaran juga menjadi poin penting yang dipertimbangkan dalam program ini. Anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk langganan jurnal oleh masing-masing kampus dapat dialihkan untuk keperluan pengembangan lainnya.
Solusi Efisiensi Anggaran dan Peningkatan Akses Jurnal
Mendikbudristek Brian Yuliarto menjelaskan bahwa rencana pembentukan sistem langganan jurnal nasional tunggal ini akan dijalankan oleh sebuah satuan tugas khusus. Satuan tugas ini akan melibatkan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, kementerian terkait, dan lembaga lain. Tugas utama satuan tugas ini adalah untuk mengidentifikasi jurnal-jurnal Indonesia yang paling sering digunakan dan kemudian menjadikannya bagian dari langganan Perpusnas. Dengan demikian, akses terhadap jurnal-jurnal tersebut akan menjadi lebih luas dan merata.
"Kita tidak butuh banyak jurnal. Kita bisa merger, tapi semuanya harus terukur, sehingga nanti jurnal nasional bisa terbit di bawah Perpusnas," tambah Mendikbudristek. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melakukan efisiensi dan optimalisasi sumber daya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia. Pemilihan jurnal yang akan dilanggan juga akan didasarkan pada data dan analisis yang komprehensif.
Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas jurnal ilmiah Indonesia. Saat ini, meskipun Indonesia memiliki sejumlah besar jurnal, hanya 11 jurnal yang terindeks di Scopus Q1. Dengan adanya sistem langganan tunggal, diharapkan akan ada peningkatan jumlah jurnal Indonesia yang berkualitas dan diakui secara internasional.
Perpusnas sebagai Pusat Akses Jurnal Nasional
Kepala Perpusnas, Aminudin Aziz, menyatakan bahwa sistem langganan jurnal nasional tunggal di bawah pengelolaan Perpusnas juga akan menjadi solusi untuk optimasi anggaran di kampus-kampus. Dengan adanya sistem ini, anggaran yang biasanya dialokasikan untuk langganan jurnal dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan lainnya di kampus.
"Dengan adanya sistem langganan jurnal nasional tunggal, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi anggaran di kampus-kampus. Anggaran yang sebelumnya digunakan untuk berlangganan jurnal-jurnal secara terpisah dapat dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur, peningkatan kualitas dosen, dan berbagai kebutuhan lainnya," jelas Aminudin Aziz. Hal ini menunjukkan bahwa program ini tidak hanya berfokus pada akses jurnal, tetapi juga pada optimalisasi penggunaan sumber daya yang ada.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan sistem pendidikan tinggi yang lebih efisien dan berkeadilan. Dengan terwujudnya langganan jurnal nasional tunggal, diharapkan dapat tercipta akses yang lebih merata dan efisien terhadap referensi ilmiah bagi seluruh kampus di Indonesia, sehingga dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan riset di Tanah Air.
Sistem ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas jurnal nasional, karena akan ada insentif bagi para peneliti untuk mempublikasikan karya ilmiah mereka di jurnal-jurnal yang tergabung dalam sistem langganan Perpusnas. Hal ini akan meningkatkan daya saing jurnal nasional di tingkat internasional.