Longsor Jagakarsa: DKI Jakarta dan BBWS Ciliwung-Cisadane Koordinasi Penanganan
Pemerintah DKI Jakarta dan BBWS Ciliwung-Cisadane berkoordinasi menangani longsor di Srengseng Sawah, Jagakarsa, yang telah berulang kali terjadi sejak 2020 dan mengakibatkan kerugian warga.
Longsor di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, telah mengakibatkan kerusakan rumah warga dan menimbulkan keprihatinan. Peristiwa ini terjadi pada bulan Maret 2025, melibatkan rumah warga yang telah beberapa kali mengalami longsor sejak tahun 2020. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane kini tengah berkoordinasi untuk menangani masalah ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan bahwa penanganan longsor tersebut merupakan kewenangan pusat, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang melakukan koordinasi dengan BBWS Ciliwung-Cisadane. Pihaknya tengah memastikan informasi terkait longsor untuk segera ditindaklanjuti dan berharap masalah ini dapat ditangani dengan cepat demi mengatasi permasalahan yang dihadapi warga. "Itu kewenangan pusat ya, BBWS CC kita sedang koordinasi," ujar Rano Karno kepada wartawan.
Rano Karno juga menyampaikan apresiasinya atas informasi yang diterima dan menekankan pentingnya penanganan segera. "Terima kasih ya informasi ini, artinya kita lebih mempertanyakan lagi agar bisa segera ditanggulangi, terima kasih informasinya," tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mencari solusi atas permasalahan longsor yang terjadi.
Warga Mengalami Kerugian Berulang Akibat Longsor
Seorang warga bernama Iskandar menceritakan pengalamannya yang rumahnya telah lima kali terkena dampak longsor sejak tahun 2020. Ia menjelaskan bahwa awalnya hanya retakan di jalan, namun seiring waktu dan kejadian banjir besar di tahun 2022, longsor semakin parah. "Mulai kejadian 2020, awalnya retakan di bagian jalan, namun seiring waktu sampai 2022 terjadi banjir besar dan itu kejadian mulai awal longsor pertama kali," ungkap Iskandar.
Iskandar mengaku telah melaporkan kejadian ini kepada pihak terkait, namun hingga saat ini hanya dipasang kayu dolken sebagai upaya pencegahan sementara. Banjir besar yang kembali terjadi di tahun 2025 memaksa Iskandar dan keluarganya mengungsi, meninggalkan sebagian harta benda mereka. "Masih ada barang-barang berharga yang ada di dalam rumah kita, kayak lemari, tempat tidur yang memang tidak bisa kita keluarkan," tuturnya.
Iskandar berharap pemerintah dapat membangun turap atau memasang beton secara permanen untuk mencegah longsor di masa mendatang. Hal ini menunjukkan kebutuhan akan solusi jangka panjang dan struktural untuk mengatasi masalah longsor yang berulang di wilayah tersebut.
Koordinasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan BBWS Ciliwung-Cisadane sangat penting untuk memastikan penanganan longsor yang efektif dan berkelanjutan. Peristiwa ini menyoroti pentingnya langkah-langkah pencegahan dan solusi struktural untuk mengatasi masalah longsor yang berulang dan melindungi warga dari kerugian lebih lanjut.
- Kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan BBWS Ciliwung-Cisadane
- Longsor berulang di Srengseng Sawah sejak 2020
- Kerugian warga akibat longsor
- Harapan warga akan solusi permanen seperti pembangunan turap
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya antisipasi dan mitigasi bencana alam, khususnya di daerah rawan longsor. Solusi jangka panjang yang komprehensif dibutuhkan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan dan melindungi keselamatan serta aset warga.