Mahasiswa UI Raih Distinction Award di ASEAN Geospatial Challenge 2025
Tiga mahasiswa UI berhasil meraih Distinction Award di ASEAN Geospatial Challenge 2025 berkat inovasi pemanfaatan geospasial untuk mengatasi kesenjangan listrik di Indonesia.
Depok, 2 Mei 2025 - Tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Amira Puji Hastuti (FKM), Adventhius Immanuel Karo-Karo (FH), dan Yuda Ardiansyah (FEB) meraih Distinction Award, penghargaan tertinggi, dalam ASEAN Geospatial Challenge: Geospatial Youth Edition di Singapura. Keberhasilan ini diraih berkat inovasi mereka dalam memanfaatkan teknologi geospasial untuk mengatasi permasalahan krusial: kesenjangan akses listrik di Indonesia. Inovasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mendistribusikan listrik secara efisien dan menjangkau daerah-daerah terpencil.
Ketiga mahasiswa berbakat ini menginisiasi sebuah solusi inovatif berbasis geospasial untuk memetakan dan menganalisis daerah-daerah di Indonesia yang masih kekurangan akses listrik. Mereka berhasil melewati proses seleksi yang ketat, bersaing dengan lebih dari 100 tim dari berbagai negara ASEAN. Prestasi ini merupakan bukti nyata kemampuan dan dedikasi mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk memecahkan masalah sosial yang kompleks.
Pencapaian ini bukan hanya membanggakan bagi UI, tetapi juga bagi Indonesia. Harapannya, inovasi yang diciptakan dapat diadopsi dan dikembangkan lebih lanjut oleh pemerintah untuk meningkatkan efisiensi distribusi listrik dan pemerataan akses energi di seluruh wilayah Indonesia, khususnya di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Mereka juga berharap agar sektor penelitian di Indonesia semakin produktif dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat.
Inovasi Geospasial untuk Pemerataan Listrik
Inovasi yang dikembangkan oleh Amira, Adventhius, dan Yuda berfokus pada pemanfaatan data geospasial untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi yang membutuhkan peningkatan akses listrik. Dengan menggunakan teknologi pemetaan dan analisis spasial, mereka mampu mengidentifikasi pola penyebaran infrastruktur listrik yang ada dan mengidentifikasi daerah-daerah yang belum terjangkau. Informasi ini kemudian dapat digunakan untuk merencanakan pembangunan infrastruktur listrik baru secara lebih efektif dan efisien.
Proses seleksi yang dilalui oleh tim UI ini sangat kompetitif. Badan Informasi Geospasial Indonesia (BIG) melakukan seleksi ketat terhadap universitas-universitas di Indonesia dan memilih dua tim terbaik untuk mewakili Indonesia di babak final ASEAN Geospatial Challenge. Kegigihan dan kerja keras mereka membuahkan hasil yang luar biasa, membawa Indonesia ke puncak prestasi di ajang bergengsi ini.
Amira, dalam keterangannya di Kampus UI Depok, Jumat, menyampaikan harapan agar inovasi ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan kembali oleh Pemerintah Indonesia. "Harapannya inovasi ini dapat dimanfaatkan dan dikembangkan kembali oleh Pemerintah Indonesia agar proses distribusi listrik menjadi efisien dan lebih banyak daerah yang terdampak," ujarnya.
Dukungan dari Rektor UI
Rektor UI, Heri Hermansyah, menyampaikan ucapan selamat atas prestasi gemilang yang diraih oleh ketiga mahasiswanya. Beliau menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti nyata kolaborasi akademik yang baik mampu menghasilkan inovasi berkelanjutan yang berdampak positif bagi masyarakat. Prestasi ini juga menambah deretan penghargaan prestisius UI di tingkat global.
Rektor Heri juga berharap agar hasil riset yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dapat menjadi solusi dan rekomendasi bagi pemangku kepentingan dalam mengatasi krisis, khususnya dalam pemerataan penyediaan listrik di seluruh Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan ASEAN Geospatial Challenge yang bertujuan untuk memberdayakan kaum muda ASEAN dalam memanfaatkan teknologi geospasial untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Kompetisi ASEAN Geospatial Challenge sendiri diselenggarakan oleh Singapore Land Authority bersamaan dengan Geo Connect Asia 2025. Kompetisi ini menjadi wadah bagi para pemuda di kawasan ASEAN untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam memanfaatkan teknologi geospasial demi kemajuan negara-negara di kawasan tersebut.
Keberhasilan tiga mahasiswa UI ini membuktikan bahwa pemuda Indonesia memiliki potensi besar dalam berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Inovasi mereka dalam mengatasi kesenjangan listrik menjadi contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat.