Malaysia Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi 4,5-5,5 Persen di 2025
Didorong investasi dan konsumsi, Malaysia optimistis ekonominya akan tumbuh 4,5-5,5 persen di 2025, meskipun ada risiko eksternal seperti melemahnya permintaan global.
Kuala Lumpur, 14 Februari 2025 - Kabar baik datang dari Malaysia! Pemerintah Negeri Jiran memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan di tahun 2025, yaitu antara 4,5 persen hingga 5,5 persen. Proyeksi ini didorong oleh beberapa faktor kunci, termasuk peningkatan investasi, konsumsi domestik yang kuat, dan sektor pariwisata yang kembali bergairah.
Faktor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Malaysia
Salah satu faktor utama yang mendorong optimisme ini adalah investasi besar-besaran yang digelontorkan oleh perusahaan-perusahaan investasi terkait pemerintah. Perdana Menteri Anwar Ibrahim mengumumkan komitmen investasi sebesar 25 miliar ringgit Malaysia (sekitar Rp91,67 triliun) untuk tahun pertama dari program GEAR-UP (Program Aktivasi dan Reformasi Instansi Pemerintah Terkait) selama lima tahun ke depan. Investasi ini akan difokuskan pada pengembangan teknologi daur ulang dan percepatan proyek-proyek infrastruktur penting.
Selain itu, peningkatan belanja konsumen juga menjadi pendorong utama. Kenaikan upah minimum dan gaji pegawai negeri sipil telah meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga konsumsi domestik diperkirakan akan tetap tinggi. Hal ini menunjukkan kepercayaan diri masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang membaik.
Sektor pariwisata juga diprediksi akan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Setelah melewati masa sulit akibat pandemi, sektor ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan dan diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan asing di tahun 2025.
Tantangan dan Risiko
Meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi cukup menjanjikan, pemerintah Malaysia tetap menyadari adanya beberapa tantangan dan risiko. Permintaan eksternal dari mitra dagang utama yang melemah, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan tindakan proteksionis perdagangan internasional berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah perlu tetap waspada dan siap menghadapi potensi risiko tersebut.
Kinerja Ekonomi di 2024: Melebihi Ekspektasi
Sebagai gambaran, pertumbuhan ekonomi Malaysia di tahun 2024 telah melampaui ekspektasi. PDB tumbuh sebesar 5,1 persen, lebih tinggi dari perkiraan awal pemerintah sebesar 4 persen hingga 5 persen. Defisit fiskal juga berhasil ditekan menjadi 4,1 persen, lebih rendah dari target 4,3 persen dan jauh lebih baik dibandingkan 5 persen di tahun 2023. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mengelola ekonomi dan menerapkan kebijakan yang efektif.
Konsumsi swasta juga meningkat signifikan sebesar 5,1 persen di tahun 2024, dibandingkan dengan 4,7 persen di tahun 2023. Investasi juga meningkat tajam sebesar 12 persen, jauh lebih tinggi dari 5,5 persen di tahun sebelumnya. Total volume perdagangan juga meningkat sebesar 9,2 persen menjadi RM2,88 triliun (sekitar Rp10,5 kuadriliun). Arus masuk investasi langsung asing bersih juga meningkat menjadi RM47,4 miliar (sekitar Rp173,8 triliun).
Inflasi berhasil ditekan menjadi 1,8 persen, turun dari 2,5 persen di tahun 2023. Tingkat pengangguran juga rendah, yaitu 3,3 persen, dan diperkirakan akan turun lebih lanjut menjadi 3,1 persen pada Desember 2024.
Komitmen Pemerintah MADANI
Pemerintah MADANI, di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, berkomitmen untuk melanjutkan reformasi ekonomi dan kelembagaan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah-langkah yang diambil termasuk penargetan subsidi yang lebih tepat, peningkatan pengumpulan pendapatan, dan penguatan kerangka kerja fiskal. Semua upaya ini sejalan dengan Undang-Undang Keuangan Publik dan Tanggung Jawab Fiskal 2023 (UU 850) yang bertujuan untuk mengurangi defisit fiskal menjadi 3 persen dalam jangka menengah.
Kesimpulan
Proyeksi pertumbuhan ekonomi Malaysia di tahun 2025 menunjukkan optimisme yang cukup besar. Meskipun ada tantangan dan risiko eksternal, langkah-langkah kebijakan yang tepat dan komitmen pemerintah untuk melakukan reformasi ekonomi diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Keberhasilan di tahun 2024 menjadi modal penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi di tahun 2025.