Mendikbudristek dan Perpusnas Sinergi: Siapkan Jurnal Langganan Nasional untuk Kesetaraan Akses Keilmuan
Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Perpusnas untuk menciptakan akses jurnal ilmiah yang merata bagi seluruh kampus di Indonesia, guna mendorong budaya ilmiah nasional.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, baru-baru ini mengumumkan kerja sama strategis dengan Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk mewujudkan program jurnal langganan nasional. Inisiatif ini bertujuan untuk menjamin akses yang setara terhadap referensi keilmuan bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Kerja sama ini diluncurkan di Jakarta pada Sabtu, 8 Juli 2024, dan diharapkan mampu mengatasi disparitas akses jurnal ilmiah yang selama ini terjadi.
Menurut Mendikbudristek, "Kami ingin melihat budaya ilmiah muncul, orang harus cinta dengan national library, kita jadikan ini ikon pengembangan." Pernyataan ini menekankan pentingnya akses mudah terhadap informasi ilmiah bagi kemajuan ilmu pengetahuan di Indonesia. Program jurnal langganan nasional ini diyakini sebagai langkah signifikan untuk mencapai tujuan tersebut. Pembangunan budaya ilmiah menjadi fokus utama pemerintah, dan akses terhadap jurnal ilmiah berkualitas merupakan pilar pentingnya.
Tantangan utama yang mendorong inisiatif ini adalah disparitas akses jurnal ilmiah antar kampus. Kampus besar cenderung memiliki akses lebih luas dibandingkan kampus kecil, meskipun anggaran yang dialokasikan untuk berlangganan jurnal terkadang tidak optimal. Mendikbudristek melihat perlunya solusi yang efisien dan berkeadilan untuk mengatasi masalah ini, sehingga semua mahasiswa dan dosen dapat memperoleh manfaat yang sama dari sumber daya keilmuan yang berharga.
Solusi Jurnal Langganan Nasional: Meratakan Akses Keilmuan
Untuk mencapai tujuan pemerataan akses, Mendikbudristek akan membentuk satuan tugas (satgas) khusus. Satgas ini akan beranggotakan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi, kementerian, dan lembaga terkait. Tugas utama satgas adalah merumuskan daftar jurnal yang paling banyak digunakan di Indonesia. Jurnal-jurnal terpilih ini kemudian akan dilanggan oleh Perpusnas, sehingga dapat diakses secara luas oleh seluruh civitas akademika di Indonesia.
Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan anggaran yang dialokasikan oleh perguruan tinggi untuk berlangganan jurnal. Dana yang sebelumnya digunakan untuk berlangganan jurnal secara individual oleh masing-masing kampus, dapat dialihkan untuk keperluan pengembangan lainnya, seperti riset dan infrastruktur kampus. Dengan demikian, efisiensi anggaran dan pemerataan akses dapat tercapai secara simultan.
Mendikbudristek juga menyoroti rendahnya jumlah jurnal Indonesia yang terindeks Scopus Q1, yaitu hanya 11 jurnal. "Jurnal tidak usah banyak-banyak, kita merger saja, tapi semuanya terukur, hingga nanti jurnal nasional publisher-nya bisa di bawah Perpusnas," ujar Mendikbudristek. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas jurnal nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam kancah keilmuan global.
Perpusnas sebagai Pilar Akses Informasi Nasional
Kepala Perpusnas, Aminudin Aziz, mendukung penuh inisiatif ini. Ia menyatakan bahwa program langganan jurnal nasional di bawah naungan Perpusnas akan menjadi solusi optimal bagi kampus. "Jika semuanya dilanggan Perpusnas, bisa diakses seluruh rakyat Indonesia," ucapnya. Pernyataan ini menggarisbawahi peran Perpusnas sebagai pilar utama akses informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia, tidak hanya terbatas pada kalangan akademisi.
Dengan adanya program ini, diharapkan akan tercipta ekosistem keilmuan yang lebih baik dan merata di Indonesia. Akses yang mudah terhadap jurnal ilmiah berkualitas akan mendorong peningkatan kualitas penelitian dan pendidikan tinggi di Indonesia, serta memperkuat daya saing bangsa di tingkat global. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong terciptanya budaya literasi dan riset yang kuat di Indonesia.
Program jurnal langganan nasional ini merupakan langkah inovatif yang menjanjikan. Dengan kolaborasi yang kuat antara Mendikbudristek dan Perpusnas, diharapkan program ini dapat berjalan lancar dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan di Indonesia.