Mensos Tekankan Pemberdayaan Masyarakat untuk Atasi Kemiskinan di Desa Cangkuang Wetan
Menteri Sosial Saifullah Yusuf menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam mengurangi kemiskinan ekstrem, seperti yang dilakukan di Desa Cangkuang Wetan, Kabupaten Bandung, melalui pelatihan kewirausahaan dan pengelolaan sampah.
Jakarta, 7 Maret 2024 - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menekankan pentingnya program pemberdayaan masyarakat untuk mempercepat penurunan angka kemiskinan. Kemensos, dalam upayanya memberantas kemiskinan, menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membangun asa dan membantu masyarakat lepas dari jerat kemiskinan. Hal ini diungkapkannya dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Jumat lalu. Program ini dijalankan di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan akademisi.
Mensos Saifullah Yusuf menyatakan, "Kita ingin kerja sama ini menurunkan kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan, dua itu intinya." Program pemberdayaan ini fokus pada pelatihan kewirausahaan dan pengelolaan sampah untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat. Sebanyak 30 penerima manfaat telah diberikan pelatihan dan paket alat usaha, seperti untuk berjualan warmindo dan es krim keliling. Kemensos berkolaborasi dengan PT Indofood Sukses Makmur dan PT Diamond Food Indonesia dalam penyediaan pelatihan dan bahan baku usaha.
Pemilihan jenis usaha disesuaikan dengan minat dan kemampuan masyarakat setempat. "Untuk pemberdayaan tentu disesuaikan dengan pilihan masyarakat setempat. Rata-rata di sini ingin jadi pedagang yaitu jualan yang mereka bisa. Ternyata kulinernya itu makanan-minuman yang dijual. Dilatih dulu, setelah dilatih mudah-mudahan nanti bisa berjualan dengan baik," jelas Mensos.
Pemberdayaan Ekonomi dan Pengelolaan Sampah
Kemensos tidak hanya fokus pada pemberdayaan ekonomi melalui pelatihan kewirausahaan. Mereka juga berkolaborasi dengan akademisi dari Universitas Pasundan untuk mengelola limbah sampah, baik organik maupun anorganik. Program ini bertujuan untuk menciptakan nilai tambah dari sampah, menghasilkan komoditas seperti gas, bensin, solar, pakan ternak, pupuk, dan batu bata.
Mensos berharap program ini dapat menciptakan desa mandiri energi dan pangan, sekaligus menggenjot perekonomian lokal. "Ini bisa menjadi desa mandiri energi dan mandiri pangan nanti ke depannya, yang tentu menjadi sebagian dari putaran ekonomi lokal di sini," ujar Mensos. Dengan meningkatnya perekonomian lokal, diharapkan jumlah penduduk miskin dapat berkurang. "Nanti produknya laku, masyarakatnya bisa bekerja, perekonomian berjalan," tambahnya.
Proses pendampingan bagi penerima manfaat dilakukan secara berkelanjutan oleh Kemensos bersama Pemerintah Desa Cangkuang Wetan. Mensos menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan agar program pemberdayaan ini memberikan dampak jangka panjang. "Dari desa itu kita ingin pendampingannya berkelanjutan, tidak sekali saya datang ke sini habis itu selesai. Saya mau ini berkelanjutan, tidak berhenti di sini. Kuncinya di Pak Kades, saya ingin ini berkelanjutan," tegas Mensos.
Data Kemiskinan di Desa Cangkuang Wetan dan Kecamatan Dayeuhkolot
Berdasarkan data yang dihimpun, di Desa Cangkuang Wetan terdapat 5 KK miskin ekstrem (14 individu). Desa ini juga memiliki 239 KK penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dengan total bantuan Rp173.175.000 dan 514 KK penerima Bantuan Sosial Sembako (Rp308.400.000).
Di tingkat Kecamatan Dayeuhkolot, terdapat 39 KK miskin ekstrem (102 individu). Jumlah penerima PKH mencapai 1.144 KK (Rp794.150.000), sementara penerima Bansos Sembako sebanyak 2.429 KK (Rp1.457.400.000).
Program pemberdayaan masyarakat di Desa Cangkuang Wetan diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi menjadi kunci keberhasilan program ini.