Migrant Care Jember Berdayakan Purna PMI lewat Workshop Manajemen Bisnis
Migrant Care Jember menggelar workshop manajemen bisnis untuk memberdayakan ekonomi purna pekerja migran Indonesia (PMI) dan keluarga mereka melalui pengembangan UMKM di Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi).
Jember, Jawa Timur, 17 Mei 2024 - Migrant Care Jember menggelar workshop bertajuk 'Manajemen Bisnis untuk Lembaga Ekonomi Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI)' di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi purna PMI dan keluarga mereka yang sebagian besar memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Workshop ini dihadiri oleh purna PMI dan perwakilan dari 10 desa yang telah bekerja sama dengan Migrant Care membentuk Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi). Desbumi merupakan komitmen nyata dalam melindungi pekerja migran dan keluarga mereka sejak dari tingkat desa. Inisiatif ini menunjukkan langkah konkret dalam mendukung perekonomian lokal dan kesejahteraan purna PMI.
Koordinator Migrant Care Jember, Bambang Teguh Karyanto, menjelaskan bahwa pemberdayaan ekonomi purna PMI merupakan salah satu fokus utama Migrant Care. "Salah satu aspek yang turut kami sorot yakni berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi purna pekerja migran dan keluarganya," ujar Bambang. Ia menambahkan bahwa banyak purna PMI yang memiliki UMKM, namun masih membutuhkan pendampingan untuk mengembangkan bisnis mereka.
Pentingnya Manajemen Bisnis bagi UMKM Purna PMI
Bambang Teguh Karyanto memaparkan tantangan yang dihadapi purna PMI dalam mengelola usaha mereka. Berdasarkan survei potensi ekonomi yang dilakukan Migrant Care Jember pada tahun 2024, terungkap bahwa manajemen bisnis menjadi salah satu kendala utama. "Aspek yang perlu dikelola secara optimal dalam manajemen bisnis oleh Desbumi yakni pengendalian sumber daya atau potensi secara efektif dan efisien," jelasnya.
Meskipun usaha-usaha yang dijalankan purna PMI, baik secara individu maupun kelompok, memiliki potensi yang bagus, perlu upaya lebih untuk membangun dan mempromosikan citra produk agar lebih menarik minat konsumen. Hal ini menjadi fokus utama dalam workshop tersebut.
Salah satu peserta workshop, Lisa Widyawati, seorang purna PMI, mengungkapkan manfaat besar dari kegiatan ini. "Kami berharap bisa memasarkan produk purna pekerja migran semakin luas dan mengembangkan usaha dengan manajemen bisnis yang efektif dan efisien," kata Lisa. Ia mengakui keterbatasan informasi yang dimiliki para purna PMI sebelumnya menjadi salah satu hambatan dalam mengembangkan usaha.
Kolaborasi dan Pembelajaran
Workshop ini menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Indi Naidha, pengusaha Batik Notohadinegoro dan anggota DPRD Jember, berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam manajemen bisnis. Sayangnya, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag) Jember, Yuliana Harimurti, tidak hadir dan tidak mengirimkan perwakilan.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pameran produk unggulan dari purna PMI. Berbagai produk dipamerkan, mulai dari batik ecoprint (kain, tas, sepatu, aksesoris), makanan ringan, hingga minuman jamu khas desa asal para purna PMI. Pameran ini menjadi ajang promosi sekaligus memperkenalkan potensi ekonomi yang dimiliki oleh para purna PMI.
Keberhasilan program pemberdayaan ini tidak lepas dari kolaborasi antara Migrant Care Jember dengan pemerintah desa melalui program Desbumi. Kerjasama ini menunjukkan komitmen bersama dalam meningkatkan kesejahteraan purna PMI dan keluarga mereka. Harapannya, purna PMI dapat mengembangkan usaha mereka secara mandiri dan berkontribusi pada perekonomian daerah.
Dengan adanya pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan, diharapkan para purna PMI dapat meningkatkan kualitas produk, memperluas pemasaran, dan akhirnya meraih kesuksesan dalam berwirausaha. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan taraf hidup mereka, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian desa dan daerah.