Mobil KB Permudah Akses Kontrasepsi Jangka Panjang, Tingkatkan Kesadaran Kesehatan Reproduksi
Kemendukbangga/BKKBN luncurkan mobil pelayanan KB untuk memudahkan akses kontrasepsi jangka panjang bagi masyarakat, sekaligus meningkatkan kesadaran akan kesehatan reproduksi.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN terus berupaya meningkatkan akses masyarakat terhadap kontrasepsi jangka panjang. Inovasi terbaru mereka adalah penggunaan mobil pelayanan KB keliling yang terbukti efektif menjangkau daerah-daerah terpencil. Program ini diluncurkan sebagai respons langsung atas arahan Presiden untuk memprioritaskan kegiatan yang berdampak langsung pada masyarakat.
Wakil Menteri Dukbangga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, baru-baru ini meninjau langsung pelaksanaan program ini di Pasar Tradisional Kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Beliau menyoroti pentingnya mobil pelayanan KB sebagai solusi praktis bagi masyarakat yang membutuhkan akses cepat dan mudah terhadap layanan kontrasepsi, khususnya Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti implan dan IUD.
"Seusai arahan Presiden Prabowo untuk menghindari kegiatan seremonial dan fokus pada kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat, kegiatan pelayanan KB saat ini, dengan adanya mobil pelayanan KB di tengah pasar tradisional Kecamatan Plered, masyarakat bisa mengakses langsung layanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang -MKJP- seperti Implan dan IUD," jelas Isyana dalam keterangan resminya.
Layanan Komprehensif untuk Kesehatan Reproduksi
Program mobil pelayanan KB ini tidak hanya menyediakan akses terhadap MKJP. Layanan komprehensif juga mencakup promosi kesehatan reproduksi melalui Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada Pasangan Usia Subur (PUS). Penyuluh KB, motivator KB pria, dan tenaga kesehatan memberikan edukasi baik secara kelompok maupun personal. Sosialisasi kesehatan reproduksi juga dilakukan kepada pengunjung pasar dan pedagang.
Selain mobil unit pelayanan KB (Muyan KB), masyarakat juga dapat mengakses layanan KB MKJP melalui puskesmas keliling atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Kemudahan akses ini diharapkan dapat meningkatkan angka penggunaan KB MKJP, yang pada akhirnya membantu mempertahankan angka kelahiran ideal di Indonesia dan mencegah overpopulasi.
Isyana menekankan pentingnya pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah, mengingat angka kelahiran di berbagai wilayah Indonesia berbeda-beda. "Kalau melihat angka kelahiran saat ini sudah di angka ideal, yaitu 2,1, namun kita harus jaga, apalagi tiap daerah angkanya berbeda, ada yang lebih rendah, ada yang lebih tinggi, tidak bisa ada satu kebijakan untuk semua daerah, masing-masing daerah memiliki keunikannya masing-masing," ujarnya.
Meningkatkan Kesadaran dan Pengetahuan Masyarakat
Tujuan utama dari program ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya program KB, khususnya MKJP, dan kesehatan reproduksi secara umum. Dengan menyediakan akses yang mudah dan edukasi yang komprehensif, diharapkan program ini dapat berkontribusi signifikan terhadap penurunan angka kelahiran dan peningkatan kesehatan reproduksi masyarakat Indonesia.
Selain meninjau mobil pelayanan KB, Isyana juga mendistribusikan Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada keluarga sasaran dan berdialog dengan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Purwakarta. Hal ini menunjukkan komitmen Kemendukbangga/BKKBN untuk memperhatikan aspek gizi, khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, sebagai upaya pencegahan stunting.
Isyana mengunjungi langsung beberapa keluarga sasaran, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Ia menekankan pentingnya pemenuhan gizi bagi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting. "MBG adalah salah satu program hasil terbaik cepat Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kami dari Kemendukbangga/BKKBN memiliki tenaga di lapangan yang membantu penyaluran melalui hasil pendataan keluarga, yang dapat digunakan untuk mengetahui keluarga mana yang betul-betul berhak menerima dan memerlukan gizi," tuturnya.
Program ini merupakan contoh nyata bagaimana pemerintah berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan yang terintegrasi dan berdampak langsung. Dengan menggabungkan akses mudah terhadap layanan KB dengan program gizi, diharapkan tercipta generasi Indonesia yang sehat dan berkualitas.