Musim Kemarau di NTT Diprediksi Mulai April 2025, BMKG Imbau Kesiapsiagaan
BMKG memprediksi musim kemarau di NTT akan dimulai pada April 2025, lebih lambat dari biasanya, dengan potensi karhutla yang perlu diwaspadai.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksikan musim kemarau di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan dimulai pada bulan April 2025. Prediksi ini disampaikan melalui siaran pers daring pada Jumat, 21 Maret 2025, di Kupang. Prediksi tersebut mencakup sebagian besar wilayah NTT, dengan dampak yang signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Dari 28 Zona Musim (ZOM) di NTT, sebanyak 25 ZOM (89 persen) diperkirakan akan memasuki musim kemarau pada bulan April. Tiga ZOM sisanya (11 persen) diprediksi akan mengalami peralihan musim pada bulan Mei. Perbedaan waktu dimulainya musim kemarau ini perlu diantisipasi oleh berbagai pihak terkait.
Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II NTT, Indra Achmad, menjelaskan bahwa awal musim kemarau berkaitan erat dengan peralihan angin monsun. Perubahan dari Angin Monsun (Angin Baratan) ke angin Monsun Australia (Angin Timuran) menandai dimulainya musim kemarau. BMKG juga memprediksi puncak musim kemarau akan terjadi pada bulan Agustus 2025, yang meliputi seluruh ZOM di NTT.
Antisipasi Musim Kemarau di NTT
BMKG memprediksi musim kemarau 2025 di NTT akan datang lebih lambat dari biasanya dan memiliki sifat hujan yang lebih basah. Kondisi ini perlu dipertimbangkan dalam berbagai perencanaan, terutama di sektor pertanian, kebencanaan, dan sumber daya air.
Perlu adanya penyesuaian jadwal tanam di wilayah-wilayah yang mengalami musim kemarau lebih awal atau lebih lambat. Hal ini penting untuk meminimalisir dampak buruk terhadap hasil panen. Petani perlu mempersiapkan diri dengan strategi adaptasi yang tepat.
Selain itu, potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga perlu diwaspadai. Peningkatan kewaspadaan dan langkah-langkah pencegahan karhutla sangat penting untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerugian ekonomi.
Di sektor sumber daya air, penggunaan sumber air alternatif perlu dioptimalkan. Distribusi air yang efisien juga harus dipastikan untuk menjaga ketersediaan air bagi masyarakat selama musim kemarau. Upaya konservasi air sangat penting dalam menghadapi tantangan kekeringan.
Rekomendasi BMKG untuk Menghadapi Musim Kemarau
- Sektor Pertanian: Penyesuaian jadwal tanam di wilayah yang mengalami musim kemarau lebih awal atau lebih lambat.
- Sektor Kebencanaan: Peningkatan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
- Sektor Sumber Daya Air: Optimalisasi sumber air alternatif dan distribusi air yang efisien.
BMKG memberikan rekomendasi penting bagi sektor pertanian, kebencanaan, dan sumber daya air dalam menghadapi musim kemarau 2025 di NTT. Koordinasi dan kolaborasi antar sektor sangat penting dalam menghadapi potensi dampak negatif dari musim kemarau.
Dengan prediksi musim kemarau yang lebih lambat dan sifat hujan yang lebih basah dari biasanya, diharapkan pemerintah daerah dan masyarakat NTT dapat melakukan persiapan yang matang untuk menghadapi musim kemarau 2025. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif dari musim kemarau.