OJK Perkuat Ekonomi Sumut: Dorong Pertumbuhan Inklusif Lewat Inovasi Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumut mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif melalui akses pendanaan inovatif serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan, fokus pada sektor prioritas seperti perkebunan sawit dan jagung.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatera Utara mengambil peran strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan dan inklusif. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Kantor OJK Provinsi Sumut, Khoirul Muttaqien, di Medan pada Selasa, 22 April. Upaya ini difokuskan pada penyediaan akses pendanaan yang inovatif dan penguatan literasi serta inklusi keuangan di Sumatera Utara.
Fokus utama OJK Sumut diarahkan pada sektor-sektor prioritas yang dianggap krusial bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Sektor-sektor tersebut meliputi infrastruktur, kesehatan, UMKM, ketahanan pangan, pendidikan, pengembangan bioindustri, dan pariwisata. Strategi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Sumatera Utara secara menyeluruh.
Berbagai program telah diluncurkan OJK Sumut untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu contohnya adalah upaya untuk meningkatkan sektor ketahanan pangan dan bioindustri. Komitmen OJK terlihat nyata dalam berbagai inisiatif yang telah dan akan dijalankan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan merata di Sumatera Utara.
Penguatan Sektor Perkebunan Sawit dan Jagung
OJK Sumut telah menginisiasi program pengembangan perkebunan kelapa sawit yang diberi nama Skema Pengembangan Perkebunan Sawit Rakyat (Seraya). Program ini ditujukan untuk membantu petani sawit rakyat dengan memberikan akses pembiayaan yang lebih mudah. Selain itu, OJK juga berupaya meningkatkan akses kredit komoditas sawit dan mengembangkan instrumen pasar modal, seperti Initial Public Offering (IPO), Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT), dan bursa karbon untuk korporasi.
Data menunjukkan pertumbuhan yang signifikan pada sektor ini. Pada bulan Februari 2025, kredit pada sektor perkebunan sawit tumbuh sebesar 31,07 persen year-on-year, sementara kredit untuk industri pengolahan sawit mengalami pertumbuhan yang lebih pesat, yaitu 76,96 persen year-on-year. Ini menunjukkan keberhasilan program Seraya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor perkebunan sawit.
Tidak hanya fokus pada sawit, OJK juga meluncurkan Skema Perkembangan Jagung Rakyat Tangguh (Sejagat). Program ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara OJK Sumatera Utara, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Perum Bulog, dan lembaga jasa keuangan lainnya pada 16 April 2025 di Kabupaten Langkat. Sejagat bertujuan untuk memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada petani jagung dan mendorong adopsi praktik pertanian yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan.
"Kerja sama ini memberikan kemudahan akses pembiayaan kepada petani jagung, sekaligus mendorong adopsi praktik pertanian yang lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan," jelas Khoirul Muttaqien.
Sinergi OJK dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
Khoirul Muttaqien menekankan pentingnya sinergi antara OJK dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kerja sama yang erat ini memungkinkan dukungan optimal terhadap berbagai program prioritas daerah, memastikan keberlanjutan pembangunan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan sistem keuangan yang inklusif dan stabil, diharapkan pertumbuhan ekonomi Sumut akan semakin berkelanjutan.
"Adanya sinergi erat antara OJK dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, berbagai program prioritas daerah dapat didukung secara optimal memastikan keberlanjutan pembangunan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sistem keuangan yang inklusif dan stabil," tambahnya.
Melalui berbagai program inovatif dan sinergi yang kuat, OJK Sumut berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Sumatera Utara, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.