OJK Sulsel Perkuat Literasi Keuangan Digital, Sasar Generasi Muda
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan gencar meningkatkan literasi keuangan digital, khususnya di kalangan generasi muda, guna mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan bertanggung jawab.
Makassar, 16 Februari 2025 - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen penuh meningkatkan literasi keuangan digital melalui program Digital Financial Literacy (DFL). Langkah ini penting mengingat pesatnya perkembangan teknologi digital dan meningkatnya akses terhadap produk serta layanan keuangan.
Literasi Digital: Tantangan dan Peluang
Kepala Perwakilan OJK Sulselbar, Darwisman, menjelaskan bahwa program DFL bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama mahasiswa Makassar, tentang peran inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) dalam menopang pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan dan inklusif. Inisiatif ini juga menekankan pentingnya edukasi bagi Generasi Z mengenai aset keuangan digital, termasuk aset kripto.
"Kegiatan ini sangat penting karena teknologi digital telah membuka peluang besar bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam pengembangan sektor keuangan," ujar Darwisman. Ia menambahkan bahwa Sulawesi Selatan, dengan populasi lebih dari 9,46 juta jiwa dan mayoritas penduduk usia produktif, memiliki potensi besar dalam adopsi teknologi keuangan.
Namun, Darwisman juga menyoroti pentingnya edukasi risiko. Meskipun akses layanan keuangan semakin mudah, indeks literasi keuangan digital di Indonesia masih perlu peningkatan. Survei OJK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia baru mencapai 65 persen, sementara indeks inklusi keuangan mencapai 75 persen. Ini menjadi pendorong utama bagi OJK untuk terus berupaya meningkatkan literasi, khususnya di sektor digital.
Peran OJK dalam Menghadapi Era Digital
Peralihan pengaturan dan pengawasan aset kripto dari Bappebti ke OJK pada 10 Januari 2025 menandai babak baru dalam perkembangan aset keuangan digital di Indonesia. OJK berharap dapat memberikan arahan yang lebih komprehensif dan terintegrasi dalam mengatur sektor ini. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih bijak dalam berinvestasi dan terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Program DFL 2025 merupakan bagian dari Bulan Literasi Kripto yang diadakan di empat daerah di Indonesia. Tujuannya adalah untuk memberdayakan generasi muda agar aktif dalam mengembangkan solusi keuangan berbasis teknologi. Program ini menekankan pentingnya pemahaman masyarakat tentang karakteristik produk keuangan digital, termasuk manfaat, biaya, risiko, hak dan kewajiban konsumen, serta prosedur pengaduan.
Pentingnya Literasi Keuangan untuk Keputusan Investasi yang Bijak
Darwisman menegaskan pentingnya literasi keuangan digital bagi pengambilan keputusan investasi yang bijak dan bertanggung jawab. Masyarakat perlu memahami seluk-beluk produk keuangan digital sebelum menggunakannya. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat dapat menghindari jebakan keuangan yang merugikan dan memanfaatkan peluang investasi yang ada secara optimal.
OJK berharap melalui program DFL, tingkat literasi keuangan masyarakat di Sulawesi Selatan, khususnya terkait sektor keuangan digital, akan meningkat secara signifikan. Hal ini akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong partisipasi aktif generasi muda dalam sektor keuangan digital.
"Jadi masyarakat harus memahami karakteristik produk, termasuk manfaat, biaya, risiko, hak dan kewajiban konsumen, cara mengakses atau memperoleh produk, informasi mengenai mekanisme transaksi, serta prosedur penanganan dan pengaduan konsumen," jelas Darwisman.
Kesimpulan
Program DFL yang digagas OJK Sulsel merupakan langkah strategis dalam menghadapi perkembangan pesat teknologi keuangan digital. Dengan meningkatkan literasi, OJK berupaya melindungi konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Sulawesi Selatan.