Optimistis di Tengah Perang Tarif: Indonesia Incar Ekspor US$294,45 Miliar pada 2025
Kementerian Perdagangan optimis mencapai target ekspor US$294,45 miliar pada 2025, meski menghadapi perang tarif AS-China, melalui perluasan kerja sama perdagangan internasional.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indonesia optimistis dapat mencapai target ekspor nasional sebesar US$294,45 miliar atau setara dengan Rp4.981,26 triliun (dengan kurs Rp16.917,17) pada tahun 2025. Target ambisius ini ditetapkan di tengah ketidakpastian ekonomi global, khususnya perang tarif antara Amerika Serikat dan China yang berdampak signifikan terhadap perdagangan internasional. Optimisme ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, di Jakarta pada Senin lalu.
Meskipun mengakui tantangan yang ditimbulkan oleh perang tarif, Bris menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk mencapai target tersebut. "Tentunya pemerintah bekerja sama dengan kawan-kawan pelaku usaha tetap berupaya optimistis, ya, menyikapi situasi (perang tarif) meskipun tidak mudah," ujar Bris. Pemerintah tidak berencana merevisi target pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen pada tahun 2025.
Strategi kunci yang dijalankan untuk mencapai target ekspor tersebut adalah memperluas dan memperkuat kerja sama perdagangan internasional. Hal ini diyakini sebagai langkah efektif untuk mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar yang terdampak perang tarif dan membuka peluang pasar baru bagi produk-produk Indonesia. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong diversifikasi pasar ekspor dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Perjanjian Perdagangan sebagai Pengungkit Ekspor
Salah satu upaya konkret yang dilakukan adalah peningkatan kerja sama dengan berbagai negara melalui perjanjian-perjanjian perdagangan. Sebagai contoh, Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang baru diperbarui telah memperluas akses pasar bagi produk-produk Indonesia ke Jepang, termasuk produk perikanan. "Itu (IJEPA) tentunya diharapkan juga menjadi salah satu pendorong peningkatan kinerja ekspor," jelas Bris. Selain IJEPA, Indonesia juga aktif memperbarui perjanjian perdagangan dengan negara-negara ASEAN, Australia, Selandia Baru, dan sedang menyelesaikan perundingan dengan Peru.
Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih kuat dan saling menguntungkan dengan berbagai negara. Diversifikasi pasar ekspor menjadi penting untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian ekonomi global. Dengan memperluas akses pasar ke berbagai negara, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu dan meningkatkan ketahanan ekonomi nasional.
Kemendag juga tengah berupaya memperluas jangkauan pasar ke berbagai kawasan, termasuk Amerika Utara (melalui Kanada), Amerika Latin (melalui Peru), Eurasia, dan kawasan lainnya. Upaya ini menunjukkan strategi yang komprehensif dan terencana untuk mencapai target ekspor yang telah ditetapkan.
Target Ekspor UMKM dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Tidak hanya fokus pada ekspor secara keseluruhan, Kemendag juga menargetkan pertumbuhan ekspor dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebesar 9,63 persen pada tahun 2025, mencapai US$19,33 miliar. Target ini menunjukkan perhatian pemerintah terhadap sektor UMKM sebagai penggerak utama perekonomian nasional.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menjelaskan bahwa target ekspor 2025 sebesar US$294,45 miliar merupakan bagian dari perhitungan target ekspor periode 2025-2029. Target ini dirancang untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2029. Artinya, target ekspor ini merupakan bagian integral dari strategi pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Target ekspor yang ambisius ini menunjukkan optimisme pemerintah terhadap potensi ekonomi Indonesia. Meskipun tantangan berupa perang tarif AS-China masih ada, strategi diversifikasi pasar dan penguatan kerja sama perdagangan internasional diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target tersebut. Keberhasilan ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kesejahteraan rakyat.
Meskipun ada potensi dampak negatif dari perang tarif AS-China terhadap ekspor dan impor Indonesia, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Dengan strategi yang tepat dan kerja sama yang solid antara pemerintah dan pelaku usaha, target ekspor US$294,45 miliar pada 2025 bukanlah hal yang mustahil.