Padat Karya Bantul: Serap Tenaga Kerja dan Bangun Sarana Perdesaan Berkualitas
Program padat karya infrastruktur di Bantul, DIY, sukses serap lebih dari 5.000 tenaga kerja lokal dan bangun 195 sarana perdesaan berkualitas tinggi dengan anggaran Rp100 juta per lokasi.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengumumkan keberhasilan program padat karya infrastruktur di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Program yang dijalankan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) ini tidak hanya berhasil membangun sarana dan prasarana perdesaan, tetapi juga menyerap lebih dari 5.000 tenaga kerja lokal. Kegiatan padat karya ini telah rampung pada 13 Maret 2025, membangun 195 lokasi dengan anggaran Rp100 juta per lokasi. Pembangunan ini meliputi berbagai infrastruktur penting seperti jalan, drainase, dan talud.
"Padat karya ini tidak hanya berfungsi untuk membangun sarana prasarana perdesaan saja, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah penyerapan tenaga kerja," ungkap Bupati Halim di Kabupaten Bantul, Minggu. Program ini dinilai sangat efektif dalam mengurangi pengangguran dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Setiap proyek padat karya menyerap sekitar 26 tenaga kerja, sehingga total tenaga kerja yang terserap mencapai angka yang signifikan.
Keberhasilan program ini juga ditandai dengan peningkatan kualitas infrastruktur yang dibangun. Bupati Halim menekankan bahwa pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat setempat menghasilkan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem borongan. Hal ini disebabkan oleh rasa kepemilikan ("handarbeni") yang kuat dari masyarakat yang terlibat langsung dalam pembangunan.
Infrastruktur Perdesaan Berkualitas Tinggi
Program padat karya di Bantul menyasar 195 lokasi pembangunan sarana dan prasarana perdesaan. Setiap lokasi mendapat anggaran sebesar Rp100 juta. Pekerjaan fisik telah dimulai dan diselesaikan secara serentak pada 13 Maret 2025. Pembangunan meliputi cor blok jalan, drainase, dan talud. Kualitas pembangunan yang dihasilkan dinilai lebih baik karena dikerjakan langsung oleh masyarakat yang akan merasakan manfaatnya.
Bupati Halim menjelaskan, "Kalau setiap proyek ini menyerap sebanyak 26 tenaga kerja, tadi sudah dihitung lebih dari 5.000 tenaga kerja itu bisa kita serap, dan kita berikan kegiatan padat karya dan mendapatkan pendapatan dari proyek-proyek pemerintah ini." Angka tersebut menunjukkan dampak positif program ini terhadap penyerapan tenaga kerja di Bantul.
Lebih lanjut, Bupati Halim juga menekankan pentingnya rasa memiliki ("handarbeni") dalam menjamin kualitas pembangunan. Ia menyatakan, "Berbeda kalau ini kita borongkan dan biasanya kualitasnya lebih baik padat karya itu dibanding jika diborongkan, karena masyarakat punya rasa handarbeni (memiliki) yang kuat karena dikerjakan sendiri oleh masyarakat."
Keberhasilan program padat karya ini mendorong pemerintah Kabupaten Bantul untuk meningkatkan program serupa di masa mendatang. Kualitas pembangunan yang lebih baik dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan menjadi alasan utama peningkatan ini.
Target Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
Pemerintah Kabupaten Bantul berencana untuk terus meningkatkan program pembangunan infrastruktur perdesaan. Hal ini tercermin dari rencana pembangunan 600 kilometer jalan desa dalam lima tahun ke depan. Proyek ambisius ini membutuhkan anggaran sekitar Rp700 miliar.
Bupati Halim menyatakan komitmennya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur perdesaan. Ia mengatakan, "Karena itu ke depan program pembangunan infrastruktur perdesaan ini terus ditingkatkan baik anggaran dan sasaran, kata dia, sebab kalau bisa dipercepat mengapa meski diperlambat, kalau bisa ditingkatkan mengapa tidak ditingkatkan." Pernyataan ini menunjukkan tekad pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pembangunan infrastruktur yang memadai.
Dengan rencana pembangunan jalan desa sepanjang 600 kilometer, pemerintah Kabupaten Bantul menunjukkan komitmennya untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di wilayah perdesaan. Program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
Program padat karya ini menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan infrastruktur dapat diintegrasikan dengan program penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur tidak hanya meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Ke depan, diharapkan program padat karya ini dapat terus ditingkatkan dan diperluas cakupannya untuk mencakup lebih banyak wilayah dan jenis infrastruktur perdesaan. Hal ini akan memberikan dampak yang lebih besar bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Bantul.