Pakar Unsoed Dorong Ekosistem Penyerapan Tenaga Kerja Antar Daerah
Prof. Slamet Rosyadi dari Unsoed mengusulkan kerja sama antar pemerintah daerah untuk membangun ekosistem penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dan menghargai tenaga kerja lokal.
Purwokerto, 5 Maret 2024 (ANTARA) - Prof. Slamet Rosyadi, pakar kebijakan publik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, menyoroti perlunya pembangunan ekosistem penyerapan tenaga kerja antardaerah melalui kerja sama pemerintah daerah (pemda). Inisiatif ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan tenaga kerja dan meningkatkan mobilitas tenaga kerja antar wilayah di Indonesia. Usulan ini muncul dari hasil riset dan pengamatan beliau terhadap dinamika pasar kerja di Jawa Tengah.
Dalam wawancara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu lalu, Prof. Slamet menjelaskan bahwa kerja sama antarpemda untuk penyerapan tenaga kerja merupakan perluasan dari kerja sama yang sudah ada. Menurutnya, kerja sama ini akan memfasilitasi pertukaran tenaga kerja antar daerah, sehingga mobilitas tenaga kerja menjadi lebih leluasa. Namun, beliau juga menekankan pentingnya memperhatikan kesesuaian keterampilan (skill) yang dibutuhkan dengan tenaga kerja yang tersedia.
Prof. Slamet mengamati adanya tantangan dalam penyerapan tenaga kerja, khususnya di sektor manufaktur dan jasa di wilayah Banyumas. Ia mencatat bahwa sektor manufaktur di Banyumas tidak terlalu membutuhkan tenaga kerja terampil, sementara sektor jasa, seperti perhotelan dan keuangan, justru seringkali diisi oleh tenaga kerja dari luar daerah. Kondisi ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal jika ada upaya yang lebih terstruktur.
Membangun Ekosistem Penyerapan Tenaga Kerja Antar Daerah
Prof. Slamet berharap kerja sama antarpemda dapat memprioritaskan warga lokal untuk menduduki jabatan penting di berbagai sektor, termasuk sektor jasa. Hal ini, menurutnya, akan menciptakan ekosistem penyerapan tenaga kerja yang lebih baik dan menghargai kontribusi tenaga kerja lokal, tidak hanya untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan rendah, tetapi juga pekerjaan yang membutuhkan keterampilan tinggi. Ia meyakini bahwa kerja sama ini tidak bertentangan dengan semangat penyediaan lapangan kerja yang diprioritaskan untuk warga lokal.
Lebih lanjut, Prof. Slamet menjelaskan bahwa kerja sama antar daerah dapat saling mengisi kekurangan tenaga kerja. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan membutuhkan banyak tenaga kerja tetapi daerah tersebut kekurangan, maka perusahaan dapat membuka peluang bagi tenaga kerja dari daerah lain. Dengan demikian, kerja sama ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan kekurangan tenaga kerja di suatu daerah.
Prof. Slamet juga menyarankan agar kerja sama ini difokuskan pada wilayah Jawa Tengah bagian selatan, khususnya di daerah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen). Wilayah ini dinilai memiliki potensi besar untuk melakukan kerja sama dalam rangka membangun ekosistem penyerapan tenaga kerja antardaerah. Kerja sama ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Tantangan dan Solusi dalam Penyerapan Tenaga Kerja
Salah satu tantangan utama dalam membangun ekosistem penyerapan tenaga kerja antardaerah adalah kesenjangan keterampilan. Perusahaan seringkali membutuhkan tenaga kerja dengan keterampilan spesifik yang mungkin tidak tersedia di daerah tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya program pelatihan dan pengembangan keterampilan yang terintegrasi antar daerah untuk memastikan kesesuaian antara kebutuhan pasar kerja dengan keterampilan tenaga kerja.
Selain itu, perlu adanya mekanisme yang jelas dan transparan dalam proses perekrutan tenaga kerja antar daerah untuk memastikan keadilan dan menghindari diskriminasi. Kerja sama antarpemda harus mencakup regulasi yang mengatur proses perekrutan, termasuk kriteria seleksi dan mekanisme pengawasan. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan memastikan bahwa proses perekrutan berjalan dengan adil dan transparan.
Untuk mendukung keberhasilan program ini, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, dan lembaga pelatihan. Kerja sama yang kuat dan komitmen dari semua pihak sangat penting untuk memastikan keberhasilan pembangunan ekosistem penyerapan tenaga kerja antardaerah.
Dengan adanya kerja sama yang baik antar daerah, diharapkan dapat tercipta ekosistem penyerapan tenaga kerja yang lebih efisien dan efektif, sehingga dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang lebih merata di seluruh daerah.
Kesimpulannya, usulan Prof. Slamet Rosyadi mengenai pembangunan ekosistem penyerapan tenaga kerja antardaerah melalui kerja sama pemda merupakan langkah strategis dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Dengan adanya perencanaan dan pelaksanaan yang matang, program ini berpotensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi yang lebih inklusif.