Patroli Gabungan Jepang-Indonesia Perangi Kejahatan Maritim
Penjaga Pantai Jepang dan Bakamla Indonesia menggelar latihan gabungan di lepas pantai Jakarta untuk meningkatkan kerja sama dalam memberantas kejahatan maritim, termasuk simulasi pengejaran kapal yang dicurigai sebagai bajak laut.
Penjaga Pantai Jepang (JCG) dan Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla) menggelar latihan gabungan di perairan Jakarta pada Jumat, 24 Januari 2024, untuk melawan kejahatan maritim. Ini merupakan langkah nyata dalam memperkuat kerja sama kedua negara dalam menjaga keamanan laut.
Kapal patroli JCG, Settsu, dengan sekitar 40 personel di dalamnya, berpartisipasi dalam latihan ini. Kerja sama dengan Bakamla menjadi fokus utama dalam mengatasi kejahatan maritim yang semakin meningkat.
"Tujuan latihan ini untuk memperkuat kerja sama kedua belah pihak dalam memerangi kejahatan dan memonitor perairan teritorial," jelas Funahashi, kepala komunikator JCG, pada Jumat.
Kapal Settsu dan KN Pulau Marore milik Bakamla berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pukul 08.00 WIB untuk memulai pelatihan di laut lepas. Latihan ini melibatkan skenario nyata untuk menguji kemampuan respon kedua belah pihak.
Latihan dimulai dengan persiapan, termasuk penyebaran perahu jet air yang berperan sebagai kapal perompak di perairan sekitar pukul 09.00 WIB. Skenario ini dirancang untuk mensimulasikan situasi kejahatan maritim yang sebenarnya.
Setelah kapal yang dicurigai mencapai jarak tertentu, Settsu dan KN Pulau Marore berkoordinasi untuk mengejarnya. Koordinasi dan komunikasi yang efektif menjadi kunci keberhasilan latihan ini.
Sekitar pukul 10.11 WIB, saat kapal-kapal berada 1 mil laut dari kapal yang dicurigai, KN Pulau Marore memulai pengejaran, diikuti oleh Settsu, hingga jarak mereka menyempit menjadi 0,5 mil laut. Kecepatan respon dan kemampuan manuver kedua kapal diuji dalam skenario ini.
"Settsu akan mengejar kapal mencurigakan dan mengeluarkan sinyal peringatan saat berada dalam jarak 0,5 mil laut dari kapal tersebut," terang Funahashi. Prosedur standar operasi menjadi fokus utama dalam latihan ini.
Pada pukul 10.25 WIB, kapal patroli mengibarkan bendera kuning hitam dan mengeluarkan empat sinyal peringatan untuk meminta kapal yang dicurigai berhenti. Petugas juga memberi perintah, "Hentikan mesin, hentikan mesin," melalui mikrofon.
Settsu dan KN Pulau Marore kemudian mengawal kapal yang dicurigai kembali ke pelabuhan untuk tindakan lebih lanjut. Latihan ini menunjukkan komitmen bersama dalam menjaga keamanan dan stabilitas maritim di kawasan tersebut.