Pawai Ogoh-Ogoh Semarang: Meriahnya Perayaan Budaya dan Toleransi Antaragama
Ribuan warga Semarang antusias menyaksikan pawai ogoh-ogoh yang meriah, menampilkan keberagaman budaya dan toleransi antarumat beragama dalam Festival Seni Budaya Lintas Agama.
Pawai Ogoh-Ogoh di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu, 26 April 2024, sukses menyedot perhatian ribuan warga. Acara tahunan ini menampilkan perpaduan budaya yang memukau, dimulai dari Balai Kota Semarang hingga berakhir di Lapangan Pancasila Simpang Lima. Festival ini menjadi bukti nyata toleransi dan keberagaman budaya di Kota Semarang, sekaligus upaya pemerintah untuk meningkatkan sektor pariwisata.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, turut hadir dan menyampaikan apresiasinya. "Ini bagian dari keragaman budaya yang sedang kita coba untuk selalu ditampilkan supaya kita juga bisa terangkat menjadi tujuan wisata," ujarnya. Festival yang diinisiasi oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang ini difasilitasi oleh Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Tema yang diangkat tahun ini adalah 'Keberagaman sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan Guna Mendukung Program Ayo Wisata ke Semarang'. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mempromosikan Semarang sebagai destinasi wisata yang inklusif dan ramah bagi semua kalangan. Acara ini juga menjadi contoh nyata bagaimana perbedaan agama dapat dirayakan dalam suasana kebersamaan dan persatuan.
Keberagaman Budaya dalam Satu Panggung
Festival Ogoh-Ogoh Semarang bukan sekadar pawai biasa. Acara ini menampilkan kolaborasi berbagai elemen budaya dan agama. Seperti yang dijelaskan oleh Wali Kota, acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komunitas agama. "Hari ini temanya adalah di-lead oleh teman-teman Hindu. Kemarin pada saat dugderan di-lead oleh teman-teman yang Muslim. Nanti acara paskahan di-'lead' oleh teman-teman yang beragama Kristen," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen untuk merayakan keberagaman dan saling menghormati antarumat beragama.
Partisipasi aktif berbagai kelompok kesenian lintas agama semakin memperkaya acara ini. Umat Hindu dari berbagai daerah, umat Buddha, Katolik, Kristen (PGKS), Islam (Ponpes Nadlatus Sub’an), dan Penghayat Kepercayaan (MLKI) turut berpartisipasi. Kehadiran mereka menunjukkan semangat kebersamaan dan toleransi yang tinggi di tengah keberagaman.
Selain itu, penampilan Warak Ngendog dari Peradah Semarang dan Barongsai dari Matakin menambah semarak acara. Dua ogoh-ogoh diiringi oleh kelompok baleganjur dari Peradah Semarang dan Kabupaten Jembrana, Bali, serta ditutup dengan Sendra Tari 'Legenda Selat Bali' di Simpang Lima. Semua penampilan ini menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang luar biasa.
Pariwisata Semarang: Menggaet Wisatawan Lewat Budaya
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Wing Wiyarso, menjelaskan bahwa festival ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Semarang untuk menarik wisatawan. "Wisatawan selama ini menunggu acara-acara budaya di Kota Semarang," katanya. Oleh karena itu, Pemkot Semarang berupaya menampilkan sesuatu yang baru dan segar setiap tahunnya.
Meskipun jumlah ogoh-ogoh tahun ini terbatas karena kebijakan efisiensi pemerintah pusat, antusiasme masyarakat dan komunitas lokal tetap tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa potensi budaya lokal mampu menjadi daya tarik wisata yang kuat. Festival ini diharapkan dapat meningkatkan citra Semarang sebagai kota yang kaya akan budaya dan toleransi.
Festival Ogoh-Ogoh Semarang 2024 tidak hanya menampilkan keindahan seni dan budaya, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kesatuan di tengah keberagaman. Acara ini membuktikan bahwa perbedaan agama dan budaya bukan penghalang, melainkan perekat yang memperkuat persatuan bangsa.
Dengan menampilkan atraksi budaya yang beragam dan melibatkan berbagai komunitas, festival ini sukses menyatukan masyarakat dalam satu perayaan yang meriah dan penuh makna. Semoga ke depannya, festival ini akan terus berkembang dan menjadi daya tarik wisata unggulan Kota Semarang.