PBNU Ajak Publik Beri Kesempatan Pemerintahan Prabowo-Gibran Buktikan Kinerja
PBNU meminta masyarakat memberikan waktu kepada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menunjukkan kinerja dan kebijakan pro-rakyat, menanggapi aksi demonstrasi "Indonesia Gelap".
Jakarta, 19 Februari 2024 - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam membuktikan kinerja dan komitmennya terhadap kesejahteraan rakyat. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap aksi demonstrasi mahasiswa yang bertajuk "Indonesia Gelap" yang baru-baru ini digelar di berbagai kota di Indonesia.
Yahya Cholil Staquf menekankan pentingnya memberikan waktu yang cukup bagi pemerintahan baru untuk menjalankan program-programnya. Beliau menyatakan, "Indonesia gelap dari mana? Ini pemerintahan baru, baru juga beberapa bulan. Belum bisa dinilai." Pernyataan tersebut disampaikan di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2024, sebagai tanggapan atas gelombang demonstrasi yang menyuarakan keresahan akan kondisi bangsa.
PBNU, sebagai salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, menyatakan optimisme terhadap keberhasilan program-program prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran. Dukungan PBNU terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat juga ditegaskan dalam kesempatan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen PBNU untuk turut serta dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
Dukungan PBNU dan Harapan Terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran
Yahya Cholil Staquf menjelaskan lebih lanjut bahwa PBNU masih menunggu implementasi dari berbagai agenda pemerintahan. Beliau menambahkan, "Sebetulnya kita masih harus menunggu agenda-agenda bisa terlaksana dengan baik. Ada harapan-harapan di situ dan semua agenda yang ditujukan untuk kemaslahatan rakyat, kami (PBNU) siap untuk membantu." Pernyataan ini menunjukkan sikap PBNU yang konstruktif dan mendukung pemerintah selama kebijakan yang diambil berpihak pada rakyat.
Sikap PBNU ini diharapkan dapat menjadi penyejuk di tengah dinamika politik yang berkembang. Dukungan dari organisasi massa sebesar PBNU memberikan sinyal positif bagi pemerintah untuk terus berupaya mewujudkan janji-janji kampanyenya. PBNU juga membuka peluang untuk berkolaborasi dan berpartisipasi aktif dalam membantu keberhasilan program-program pemerintah.
PBNU berharap agar kritik dan aspirasi masyarakat dapat disalurkan melalui jalur yang konstruktif dan demokratis. Dengan demikian, pemerintah dapat menyerap aspirasi tersebut dan terus meningkatkan kinerjanya dalam melayani masyarakat.
Latar Belakang Aksi Demonstrasi "Indonesia Gelap"
Aksi demonstrasi "Indonesia Gelap" yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) pada Senin, 17 Februari 2024, menjadi latar belakang pernyataan PBNU tersebut. Long march dari Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini menuju Patung Kuda, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, menjadi pusat perhatian publik. Aksi ini tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga meluas ke berbagai kota lain di Indonesia, seperti Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Lampung, Samarinda, Banjarmasin, Aceh, dan Bali.
Aksi demonstrasi ini menunjukkan adanya keresahan di kalangan mahasiswa terhadap berbagai isu yang dihadapi bangsa. Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan dan menanggapi aspirasi tersebut dengan bijak. Pendekatan yang komprehensif dan dialogis diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa.
PBNU berharap agar aksi-aksi demonstrasi dapat dilakukan dengan tertib dan damai, serta tetap mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan keadaban.
Dengan adanya dukungan dari PBNU, diharapkan pemerintahan Prabowo-Gibran dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa. Penting bagi semua pihak untuk bersatu dan bekerja sama demi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.