Pemkab Gunungkidul Jamin Harga Gabah Petani, Bulog Serap Ribuan Ton!
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama Bulog dan Kodim 0730 kawal serapan gabah petani untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani, dengan target ribuan ton gabah dan beras.
Gunungkidul, 18 Maret 2025 - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bekerja sama dengan Kodim 0730 dan Perum Bulog, mengambil langkah sigap untuk memastikan penyerapan gabah hasil panen petani berjalan lancar. Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan harga gabah, melindungi kesejahteraan petani, dan menjaga ketersediaan stok pangan nasional. Program Serap Gabah Petani (Sergap) ini mendapat sambutan antusias dari para petani di wilayah Gunungkidul.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Rismiyadi, menjelaskan bahwa program Sergap merupakan strategi optimal untuk menyerap gabah langsung dari petani. Kerja sama yang erat antara DPP Gunungkidul, Kodim 0730, dan Bulog memastikan proses penyerapan berjalan efektif dan efisien. Bulog membeli gabah dengan harga wajar, sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yaitu Rp6.500 per kilogram. Harga ini dinilai jauh lebih menguntungkan petani dibandingkan harga yang ditawarkan oleh tengkulak.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program ini. Beliau menerima laporan positif dari Lurah Semin dan Bendung terkait pelaksanaan Sergap dengan harga yang layak. Lebih lanjut, Bupati Endah berharap program ini dapat memotivasi petani muda untuk kembali menekuni sektor pertanian, mengingat sebelumnya skema penjualan gabah seringkali merugikan mereka. Pembelian gabah dengan harga wajar diharapkan dapat meningkatkan semangat dan produktivitas petani.
Serap Gabah Petani: Jaminan Harga dan Kesejahteraan
Program Sergap yang digagas Pemkab Gunungkidul ini menargetkan penyerapan gabah kering panen (GKP) sebanyak 2.139 ton dan beras sebanyak 4.623 ton untuk bulan Februari dan Maret 2025. Kodim 0730 dan Bulog aktif melakukan patroli dan jemput bola untuk memastikan program ini menjangkau seluruh petani. Letkol Inf. Roni Hermawan dari Kodim 0730/Gunungkidul menekankan pentingnya peningkatan kapasitas penggilingan dan pengeringan gabah di Gunungkidul untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen.
Saat ini, fasilitas penyimpanan gabah di Gunungkidul meliputi dua gudang besar dengan kapasitas masing-masing 2.000 ton dan 1.000 ton, serta gudang mitra dengan kapasitas 650 ton. Meskipun demikian, peningkatan kapasitas infrastruktur penyimpanan masih menjadi perhatian untuk menunjang program Sergap agar lebih maksimal. Pihak terkait terus berupaya meningkatkan kapasitas penyimpanan untuk menampung hasil panen yang lebih besar di masa mendatang.
Bulog berkomitmen untuk membeli gabah petani dengan harga yang sesuai dengan HPP, sehingga petani tidak dirugikan oleh fluktuasi pasar. Hal ini merupakan bentuk nyata dukungan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani. Dengan harga yang wajar, diharapkan petani dapat memperoleh keuntungan yang lebih baik dan termotivasi untuk meningkatkan produksi.
Dukungan Penuh untuk Ketahanan Pangan Nasional
Program Sergap di Gunungkidul ini tidak hanya berfokus pada kesejahteraan petani lokal, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional. Penyerapan gabah dalam jumlah besar oleh Bulog akan memperkuat stok pangan dan menjaga stabilitas harga beras di tingkat nasional. Kerja sama yang solid antara Pemkab Gunungkidul, Kodim 0730, dan Bulog menjadi kunci keberhasilan program ini.
Melalui program ini, diharapkan kesejahteraan petani di Gunungkidul semakin meningkat dan ketahanan pangan nasional tetap terjaga. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mendukung para petani dan menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan sektor pertanian. Langkah-langkah strategis seperti program Sergap ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan.
Dengan adanya jaminan harga dan penyerapan gabah yang optimal, diharapkan petani di Gunungkidul semakin bersemangat untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian daerah dan ketahanan pangan nasional.