Pemkab Probolinggo Fasilitasi Pembuatan Kaki Palsu untuk Difabel
Pemerintah Kabupaten Probolinggo membantu penyandang disabilitas mendapatkan kaki palsu melalui fasilitasi pengukuran dan kerjasama dengan Kementerian Sosial RI.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menunjukkan komitmennya terhadap kesejahteraan penyandang disabilitas dengan memfasilitasi pengukuran kaki palsu bagi dua warga difabel, seorang ibu rumah tangga dan seorang remaja. Proses pengukuran ini merupakan langkah awal penting dalam rangkaian pemberian alat bantu bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Probolinggo. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinsos Kabupaten Probolinggo, Rachmad Hidayanto, pada Minggu, 13 April 2024.
"Pengukuran kaki palsu merupakan langkah awal dari rangkaian proses pemberian alat bantu untuk penyandang disabilitas yang berada di wilayah Kabupaten Probolinggo," jelas Rachmad Hidayanto. Inisiatif ini merupakan wujud nyata kepedulian Pemkab Probolinggo terhadap warga difabelnya. Pemkab Probolinggo berperan sebagai jembatan antara kebutuhan masyarakat dan akses bantuan dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Sosial RI.
Program bantuan kaki palsu ini merupakan arahan langsung dari Bupati dan Wakil Bupati Probolinggo. Mereka ingin Dinas Sosial (Dinsos) Probolinggo menjadi fasilitator utama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat penyandang disabilitas dan memastikan mereka mendapatkan akses bantuan yang layak. Dengan demikian, diharapkan para penyandang disabilitas dapat hidup lebih mandiri dan terbebas dari diskriminasi.
Kaki Palsu: Harapan untuk Kemandirian dan Kualitas Hidup
Pemberian alat bantu seperti kaki palsu bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian penyandang disabilitas. Rachmad Hidayanto menekankan bahwa manfaatnya tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis. Dengan kaki palsu, para penerima bantuan diharapkan dapat beraktivitas lebih leluasa dan percaya diri.
"Tujuan utama dari pemberian alat bantu seperti kaki palsu untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian para penyandang disabilitas. Dengan kaki palsu, penerima bantuan diharapkan dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih leluasa dan percaya diri," ujarnya. Kemandirian yang meningkat akan mendorong rasa percaya diri dan harga diri, membuka peluang lebih luas dalam pendidikan, pekerjaan, dan kegiatan sosial.
"Semakin mandiri mereka, semakin luas juga kesempatan mereka untuk berkembang. Itu bukan sekedar alat, tapi harapan untuk hidup lebih baik," tambah Rachmad. Program ini selaras dengan misi Pemkab Probolinggo untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan ramah terhadap penyandang disabilitas.
Akses Bantuan untuk Berbagai Jenis Disabilitas
Dinsos Probolinggo membuka kesempatan bagi warga penyandang disabilitas lain yang membutuhkan alat bantu, seperti kursi roda, alat bantu jalan, alat bantu dengar, atau alat bantu penglihatan. Masyarakat dapat mengajukan permohonan melalui Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) setempat atau langsung melalui perangkat desa dan kecamatan.
Bantuan yang disalurkan meliputi berbagai jenis alat bantu, disesuaikan dengan kebutuhan individu. Selain kaki palsu (prostesis), bantuan mencakup kursi roda, alat bantu jalan (tongkat dan walker), alat bantu pendengaran, hingga perangkat lunak khusus untuk komunikasi dan pembelajaran. Semua ini berkat kerjasama dan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos).
"Dengan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos), kami berharap lebih banyak masyarakat yang bisa dibantu. Yang penting, masyarakat tahu jalurnya. Bisa lewat TKSK, desa atau kecamatan. Nanti kami tindak lanjuti," kata Rachmad. Pemkab Probolinggo berkomitmen untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal atau terpinggirkan karena keterbatasan fisik.
Program bantuan ini sejalan dengan misi Pemkab Probolinggo untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan ramah disabilitas. Dengan tersedianya alat bantu yang sesuai, diharapkan para penyandang disabilitas dapat berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat.