Pemkot Palu Kerahkan Ratusan Petugas Bersihkan Sampah Haul Guru Tua
Pemkot Palu mengerahkan 120 petugas dan 22 kendaraan untuk membersihkan sampah pasca Haul Guru Tua di Kompleks Alkhairaat, Palu, dengan komposisi sampah 70 persen organik dan 30 persen anorganik.
Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah, bergerak cepat membersihkan sampah pasca penyelenggaraan Haul Guru Tua di Kompleks Alkhairaat, Jalan Sis Al-Jufri, Palu. Kegiatan yang berlangsung selama beberapa hari tersebut menyisakan sejumlah sampah yang perlu ditangani dengan segera. Pembersihan massal ini melibatkan ratusan petugas dan puluhan kendaraan pengangkut sampah, menunjukkan komitmen Pemkot Palu dalam menjaga kebersihan kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, Mohammad Arif, menjelaskan bahwa sebanyak 120 petugas kebersihan dan 22 kendaraan pengangkut sampah dikerahkan untuk membersihkan lokasi Haul Guru Tua. Armada yang digunakan terdiri dari 15 mobil dan tujuh truk, menunjukkan skala besar operasi kebersihan ini. Penanganan sampah pasca-acara besar seperti ini menjadi prioritas utama Pemkot Palu untuk menjaga kenyamanan warga.
Langkah cepat Pemkot Palu ini penting untuk mencegah dampak negatif dari penumpukan sampah, seperti pencemaran lingkungan dan potensi penyebaran penyakit. Keberhasilan operasi kebersihan ini menunjukkan kesiapan Pemkot Palu dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah pasca-acara besar, sekaligus menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam hal manajemen kebersihan perkotaan.
Penanganan Sampah Selama dan Setelah Haul Guru Tua
DLH Kota Palu telah melakukan persiapan matang dalam mengantisipasi volume sampah yang dihasilkan selama Haul Guru Tua. Pada tahap awal Festival Raudhah Sis Aljufri (Kamis, 10/4), DLH telah mengerahkan 20 petugas kebersihan dengan dukungan dua mobil dan dua truk pengangkut sampah. Jumlah ini kemudian ditingkatkan secara signifikan pada puncak acara (Sabtu, 12/4) dengan penambahan 100 petugas, 13 mobil, dan lima truk.
Peningkatan jumlah personel dan armada ini menunjukkan responsifnya Pemkot Palu terhadap kebutuhan penanganan sampah. Strategi ini memastikan kebersihan lingkungan tetap terjaga, baik selama maupun setelah acara Haul Guru Tua berlangsung. Dengan demikian, kenyamanan dan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
Mohammad Arif menekankan bahwa langkah ini dilakukan untuk memastikan lingkungan tetap bersih dan nyaman setelah kegiatan besar tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan bagian penting dari upaya Pemkot Palu dalam meningkatkan kualitas hidup warganya.
"Kami mengerahkan sebanyak 120 petugas dan 22 kendaraan pengangkut sampah yang terdiri atas 15 mobil dan tujuh truk untuk membersihkan dan mengangkut sampah di lokasi haul Guru Tua," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu Mohammad Arif.
Komposisi Sampah dan Fasilitas Kebersihan Pemkot Palu
Berdasarkan data yang diperoleh dari DLH Kota Palu, komposisi sampah yang terkumpul didominasi oleh sampah organik (70 persen), sementara sampah anorganik mencapai 30 persen. Dari jumlah sampah anorganik tersebut, sekitar 10 persen merupakan sampah plastik. Data ini memberikan gambaran komposisi sampah di Kota Palu dan menjadi acuan penting dalam perencanaan pengelolaan sampah ke depannya.
Pemkot Palu memiliki total 109 unit kendaraan kebersihan. Dari jumlah tersebut, 39 unit merupakan truk yang dikelola langsung oleh DLH, sedangkan 70 unit mobil dioperasikan di tingkat kelurahan. Jumlah armada yang cukup signifikan ini menunjukkan keseriusan Pemkot Palu dalam menjaga kebersihan kota.
Dengan sumber daya yang ada, Pemkot Palu berkomitmen untuk terus berupaya menjaga kebersihan kota. Hal ini menunjukkan upaya berkelanjutan dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi seluruh warga Palu.
"Kami terus berupaya menjaga kebersihan kota dengan ketersediaan kendaraan yang ada," ucap Arif.
Keberhasilan Pemkot Palu dalam menangani sampah pasca Haul Guru Tua menjadi bukti nyata komitmen mereka dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Langkah-langkah yang telah diambil diharapkan dapat menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah, khususnya pasca-acara besar.