Pemkot Pangkalpinang Bangun Bank Sampah untuk Atasi TPA yang Kelebihan Kapasitas
Pemerintah Kota Pangkalpinang membangun bank sampah di setiap kecamatan untuk mengurangi volume sampah di TPA yang telah melebihi kapasitas dan mengolah sampah menjadi produk bernilai ekonomis.
Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tengah berjuang mengatasi permasalahan sampah yang semakin menggunung. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kota tersebut telah jauh melampaui kapasitasnya. Sebagai solusi, Pemkot Pangkalpinang mengambil langkah strategis dengan membangun bank sampah di setiap kecamatan. Inisiatif ini diumumkan pada Selasa, 18 Maret 2023, oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pangkalpinang, Bartholomeus Soeharto.
Langkah ini merupakan respon langsung terhadap situasi darurat sampah yang dihadapi Pangkalpinang. Pembangunan bank sampah di tujuh kecamatan menjadi prioritas utama tahun ini. Soeharto menjelaskan bahwa TPA kota telah kelebihan kapasitas dan membutuhkan solusi segera untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih buruk. Pembangunan bank sampah diharapkan dapat secara signifikan mengurangi beban TPA.
Lebih jauh, Soeharto mengungkapkan rencana jangka panjang Pemkot Pangkalpinang untuk memperluas program bank sampah hingga ke tingkat kelurahan dan RW pada tahun depan. Dengan begitu, diharapkan pengelolaan sampah dapat dilakukan lebih efektif dan menyeluruh di seluruh wilayah Kota Pangkalpinang. Inisiatif ini sejalan dengan peraturan pemerintah pusat mengenai pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi.
Mengatasi Masalah Sampah dengan Bank Sampah
Pembangunan bank sampah di setiap kecamatan merupakan bagian dari strategi Pemkot Pangkalpinang dalam mengelola sampah. Langkah ini sejalan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang dipromosikan pemerintah pusat. Soeharto menekankan pentingnya pengelolaan sampah dari sumbernya, dan bank sampah dinilai sebagai solusi yang efektif.
Ia menambahkan bahwa peraturan mengenai pengelolaan sampah melalui bank sampah telah lama ada, namun implementasinya belum merata di berbagai daerah. Pemkot Pangkalpinang berkomitmen untuk menjadi contoh dalam menerapkan peraturan tersebut dan mengelola sampah secara lebih berkelanjutan.
Dengan adanya bank sampah, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam memilah dan mengelola sampah. Sampah yang dapat didaur ulang akan diolah menjadi produk-produk bernilai ekonomis, sehingga dapat mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA dan menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat.
Target Pengurangan Sampah dan Dampak Ekonomi
Soeharto optimistis bahwa program bank sampah akan memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan volume sampah yang masuk ke TPA. Dengan mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis, diharapkan jumlah sampah yang dibuang dapat berkurang secara drastis. Hal ini akan mengurangi beban lingkungan dan memperpanjang usia pakai TPA.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh penghasilan tambahan dari hasil pengolahan sampah di bank sampah. Pemkot Pangkalpinang berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat dalam mengelola bank sampah.
Program bank sampah ini tidak hanya sekadar solusi untuk mengatasi masalah sampah, tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah dan menciptakan ekonomi sirkular yang berkelanjutan di Kota Pangkalpinang.
Dengan adanya bank sampah, diharapkan pula terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat Kota Pangkalpinang. Program ini merupakan langkah nyata Pemkot Pangkalpinang dalam mewujudkan kota yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Pembangunan bank sampah di Kota Pangkalpinang merupakan langkah progresif dalam mengatasi masalah sampah yang semakin kompleks. Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan program ini dapat mengurangi beban TPA, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menciptakan dampak ekonomi positif bagi masyarakat Kota Pangkalpinang. Keberhasilan program ini akan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengelola sampah secara efektif dan berkelanjutan.