Pemprov Lampung Cegah Terorisme dengan Pendekatan Holistik: Libatkan Masyarakat dan Berbagai Pihak
Pemerintah Provinsi Lampung berupaya mencegah paham terorisme dengan pendekatan holistik, melibatkan masyarakat dan berbagai pihak dalam program kolaboratif untuk menanggulangi ancaman terorisme global yang dinamis.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengambil langkah proaktif dalam mencegah penyebaran paham terorisme dengan menerapkan pendekatan holistik yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Upaya ini dilakukan sebagai respons terhadap ancaman terorisme global yang semakin dinamis dan kompleks.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, M Firsada, menyatakan komitmen Pemprov Lampung dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan. Strategi ini difokuskan pada lima pilar penanggulangan terorisme: repatriasi, rehabilitasi, relokasi, reintegrasi, dan resiliensi. "Kita terus meningkatkan kesadaran komunitas serta memperkuat kolaborasi para pemangku kepentingan dalam lima pilar penanggulangan terorisme yaitu repatriasi, rehabilitasi, relokasi, reintegrasi, dan resiliensi," ujar Firsada di Bandarlampung, Jumat.
Pendekatan holistik ini menekankan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan terorisme. Pemprov Lampung berkomitmen untuk membangun ketahanan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh ideologi ekstrem. Kerja sama yang erat dengan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan, lembaga pemerintah pusat dan daerah, serta sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan program ini. "Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme melalui berbagai program kolaboratif yang melibatkan masyarakat, aparat keamanan, serta lembaga-lembaga terkait, baik dari unsur pemerintah daerah, pusat, maupun sektor swasta," tambah Firsada.
Ancaman Terorisme Global dan Peran Kolaborasi
Kasubdit Kerja Sama Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Weti Jaswiyati, turut memberikan keterangan mengenai perkembangan ancaman terorisme global. Ia menyoroti fenomena Foreign Terrorist Fighters (FTF) yang telah mengubah lanskap terorisme global dan berdampak langsung pada Indonesia. "Fenomena ini telah mengubah lanskap terorisme global dan berdampak langsung terhadap Indonesia, terbukti dengan adanya sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke wilayah konflik akibat paparan ideologi radikal transnasional," jelas Weti.
Weti menekankan pentingnya dukungan pemerintah daerah dan berbagai pihak terhadap program-program pemerintah pusat dalam melawan terorisme. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk meningkatkan edukasi dan membangun ketahanan masyarakat terhadap pengaruh ideologi terorisme. "Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan edukasi serta membangun ketahanan masyarakat terhadap pengaruh ideologi terorisme," tambahnya.
Kerja sama yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, serta keterlibatan aktif masyarakat, merupakan strategi kunci dalam menanggulangi ancaman terorisme. Program-program yang terintegrasi dan holistik akan lebih efektif dalam mencegah penyebaran paham radikalisme dan melindungi masyarakat dari ancaman terorisme.
Pentingnya Perubahan Pemahaman Ideologi
Firsada juga menekankan pentingnya upaya bersama dalam mengubah pemahaman ideologi bagi mereka yang telah terpapar radikalisme. Ia mengakui bahwa ini merupakan tugas yang berat, namun perlu dilakukan secara bersama-sama dengan pendekatan holistik dan komprehensif. "Ini memang bukan tugas yang mudah, namun harus kita lakukan bersama dengan pendekatan holistik," tegasnya.
Pemprov Lampung menyadari bahwa pencegahan terorisme tidak hanya bergantung pada penegakan hukum, tetapi juga pada perubahan paradigma dan pemahaman di tingkat masyarakat. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan berbagai elemen masyarakat menjadi strategi yang tepat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai.
Dengan melibatkan berbagai pihak dan pendekatan yang komprehensif, diharapkan upaya pencegahan terorisme di Provinsi Lampung dapat berjalan efektif dan mampu melindungi masyarakat dari ancaman radikalisme dan terorisme.
Program-program yang dirancang harus berkelanjutan dan beradaptasi dengan perkembangan ancaman terorisme yang dinamis. Evaluasi dan monitoring secara berkala juga diperlukan untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Kesimpulan
Pemprov Lampung menunjukkan komitmen yang kuat dalam mencegah dan menanggulangi terorisme melalui pendekatan holistik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Kolaborasi antar berbagai pihak dan program-program yang terintegrasi menjadi kunci keberhasilan upaya ini dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif.