Peneliti Pulihkan Mangrove Terintegrasi Budidaya Udang di Donggala
Peneliti dari Yayasan Konservasi Indonesia dan Universitas Tadulako memulihkan ekosistem mangrove terintegrasi budidaya tambak udang di Desa Lalombi, Donggala, Sulawesi Tengah, menggunakan metode Climate Smart Shrimp (CSS).
Peneliti berhasil memulihkan ekosistem mangrove yang terintegrasi dengan budidaya tambak udang di Desa Lalombi, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Inisiatif ini dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Yayasan Konservasi Indonesia (KI) dan Universitas Tadulako, dengan metode yang disebut Climate Smart Shrimp (CSS). Pemulihan ini bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem pesisir dan meningkatkan produktivitas tambak udang secara berkelanjutan. Kerusakan mangrove di Desa Lalombi akibat konversi lahan menjadi tambak udang di masa lalu menjadi latar belakang pentingnya proyek ini.
Metode CSS yang diterapkan menekankan pada keseimbangan antara luas tambak udang dengan luas area mangrove yang dilindungi. Hal ini penting untuk menjaga konektivitas ekosistem dan jasa lingkungan yang dihasilkan. Ocean Program Director KI, Budiati Prasetiamartati, menjelaskan bahwa pendekatan ini mempertimbangkan luas tambak, luas area mangrove yang dilindungi, dan bagaimana konektivitas serta jasa lingkungan dapat terbentuk. "Climate Smart Shrimp merupakan metode budidaya udang berkelanjutan yang bertujuan untuk memulihkan ekosistem mangrove, sekaligus meningkatkan hasil produksi tambak udang dengan cara yang ramah lingkungan," ujar Budiati.
Sebelum tahun 1980-an, Desa Lalombi memiliki vegetasi mangrove yang lebat. Namun, konversi lahan untuk tambak udang menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove yang signifikan. Kondisi ini berdampak pada produktivitas tambak udang itu sendiri karena minimnya penyerapan air. "Sampai dengan sekitar tahun 1980-an di pesisir Desa Lalombi, Banawa Selatan, masih memiliki vegetasi mangrove yang rapat, namun kemudian habis beralih menjadi tambak udang yang diusahakan oleh warga dulu," ungkap Budiati. Kini, upaya pemulihan mangrove di Desa Lalombi menjadi contoh nyata bagaimana integrasi budidaya udang dan konservasi mangrove dapat berjalan beriringan.
Pemulihan Mangrove dengan Metode Climate Smart Shrimp (CSS)
Tim peneliti dari KI, Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan perusahaan rintisan JALA, berkolaborasi dalam pengembangan metode CSS di Desa Lalombi. Dari total 10 hektare lahan yang dikelola, 3,5 hektare akan dipulihkan menjadi area mangrove, sementara 6,5 hektare lainnya digunakan sebagai area tambak udang intensif dengan sistem pengolahan air limbah (IPAL). Meskipun kontribusi area ini kecil dibandingkan total luas mangrove di Desa Lalombi (50,86 hektare), proyek ini diharapkan menjadi contoh bagi upaya restorasi mangrove terintegrasi di daerah lain.
Peneliti menemukan sembilan spesies mangrove di Desa Lalombi, termasuk Rhizophora SP, R. Apiculata, R. Mucronata, Pandanus, Scyphiphora Hydrophyllacea, Avicennia Marina, Sonneratia Alba, dan Nypa Fruticans. Namun, karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya mangrove, banyak mangrove yang telah ditebang. "Orientasi umumnya masih fokus pada tambak saja yang memanfaatkan sirkulasi air pasang, sekarang tambak mereka jadi tidak produktif karena serapan air bermasalah tidak ada mangrovenya," jelas Budiati. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian mangrove.
Metode CSS dipilih karena dinilai tepat diterapkan di Desa Lalombi dibandingkan dengan 40 kawasan lain yang telah diobservasi selama empat tahun. Hal ini karena kualitas air di Desa Lalombi masih baik, titik tertinggi pasang surut relatif rendah, dan adanya dukungan positif dari masyarakat. Ridge to Reef and GIS Coordinator KI, Hanggar Prasetyo, menambahkan bahwa CSS memungkinkan restorasi berbagai jenis mangrove, berbeda dengan metode silvofishery yang hanya memungkinkan satu jenis mangrove. Saat ini, peneliti sedang menguji coba dua spesies mangrove, yaitu Rhizophora SP dan Puguera.
Keberhasilan dan Manfaat Metode CSS
Para peneliti akan terus memantau pertumbuhan mangrove dan kemampuannya dalam menyerap karbon. Diperkirakan, 3,5 hektare lahan mangrove yang dipulihkan dapat menyerap sekitar 7.350 ton CO2e. Mangrove juga berfungsi sebagai biofilter alami dalam pengelolaan budidaya tambak udang berkelanjutan. Masyarakat setempat dilibatkan aktif dalam upaya restorasi ini, dan diharapkan hasil yang signifikan dapat terlihat dalam dua tahun ke depan. "Masyarakat setempat tentu dilibatkan dalam upaya restorasi ini, ya, setidaknya dua tahun ke depan sudah dapat kelihatan hasilnya," kata Hanggar Prasetyo.
Proyek pemulihan mangrove terintegrasi budidaya udang di Desa Lalombi ini menjadi contoh yang baik bagi upaya konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Integrasi antara konservasi lingkungan dan kegiatan ekonomi berkelanjutan merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan sumber daya alam. Metode CSS terbukti efektif dalam memulihkan ekosistem mangrove dan meningkatkan produktivitas tambak udang secara berkelanjutan, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.