Perbaikan Infrastruktur Sekolah: Kunci Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia
Pakar pendidikan menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur sekolah, terutama di daerah 3T, untuk menunjang efektivitas belajar mengajar dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia.
Jakarta, 02 Mei 2024 (ANTARA) - Pemerintah Indonesia tengah gencar memperbaiki infrastruktur sekolah di seluruh penjuru negeri. Langkah ini dinilai krusial oleh Kepala Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Trina Fizzanty, sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan layak, sehingga berdampak pada peningkatan efektivitas kegiatan belajar mengajar. Perbaikan ini tidak hanya penting bagi sekolah di perkotaan, tetapi juga, dan bahkan lebih penting lagi, di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Trina Fizzanty menekankan urgensi program perbaikan ini, seraya mengingatkan agar jangan menunggu terjadi kecelakaan di sekolah baru bertindak. "Jangan menunggu terjadi kecelakaan di sekolah, baru kita bergerak. Prioritas juga perlu diberikan pada perbaikan sekolah-sekolah yang terkena dampak bencana, sehingga anak-anak kita tidak tertinggal dalam pembelajaran," tegasnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya langkah proaktif pemerintah dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan siswa dalam proses belajar.
Lebih lanjut, Trina juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah daerah dalam menyediakan infrastruktur dan sarana yang memadai bagi guru dan siswa. Ia menggambarkan realita yang memprihatinkan, di mana guru dan siswa harus menempuh perjalanan yang sulit dan berbahaya untuk mencapai sekolah. "Jangan sampai guru dan anak-anak kita harus menempuh berkilo-kilo meter ke sekolah, tanpa ada sarana dan prasarana yang memadai, atau harus bergantungan di seutas tali melewati sungai," tambahnya. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pemerataan akses pendidikan yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa di Indonesia.
Perbaikan Infrastruktur dan Kualitas Guru: Dua Pilar Peningkatan Mutu Pendidikan
Trina Fizzanty menekankan pentingnya data yang akurat dan komprehensif untuk memastikan program perbaikan infrastruktur sekolah benar-benar efektif dan tepat sasaran. Keterlibatan pemerintah dan masyarakat setempat juga sangat penting dalam proses ini, untuk memastikan keberlanjutan dan dampak positif yang maksimal. Tidak hanya perbaikan fisik, peningkatan kualitas guru juga menjadi kunci keberhasilan program ini.
Ia menjelaskan bahwa infrastruktur yang memadai saja tidak cukup untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan tanpa adanya penguatan kualitas pembelajaran. "Infrastruktur saja tidak menjamin peningkatan mutu tanpa penguatan kualitas pembelajaran," ujarnya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas guru harus menjadi perhatian utama, dimulai dari proses rekrutmen, pengembangan kompetensi, hingga penegakan etika profesi.
Trina menambahkan, nilai-nilai profesionalisme dan etika kerja harus ditanamkan sejak masa pendidikan calon guru di lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas guru merupakan investasi jangka panjang yang vital untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Penguatan kualitas guru harus dimulai dari hulu, yaitu sejak masa pendidikan calon guru.
Pentingnya membangun karakter dan profesionalisme guru sejak dini menjadi sorotan utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Target Renovasi Sekolah dan Bantuan untuk Guru
Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengumumkan target renovasi sekolah hingga 10.440 sekolah pada akhir 2025, dengan total anggaran sekitar Rp16,9 triliun. Angka ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas infrastruktur pendidikan di Indonesia.
Selain program renovasi sekolah, pemerintah juga meluncurkan program bantuan langsung tunai (BLT) untuk guru honorer sebesar Rp300 ribu per bulan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer dan memberikan dukungan finansial bagi mereka yang mengabdi di dunia pendidikan.
Presiden juga memberikan bantuan dana pendidikan untuk guru yang belum menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana atau setara D4 sebesar Rp3 juta per semester. Bantuan ini diharapkan dapat mendorong guru untuk meningkatkan kualifikasi akademik mereka dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
Program-program ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, baik dari segi infrastruktur maupun kesejahteraan guru.
Kesimpulannya, perbaikan infrastruktur sekolah merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun, keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara perbaikan infrastruktur, peningkatan kualitas guru, dan keterlibatan aktif pemerintah daerah dan masyarakat. Pemerataan akses pendidikan yang berkualitas dan aman bagi seluruh siswa di Indonesia merupakan tujuan utama yang harus terus diperjuangkan.