PERHATI-KL Ungkap Kebiasaan Buruk yang Merusak Pendengaran: Waspadai Risiko Tuli!
Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) mengungkap kebiasaan buruk seperti mendengarkan suara keras, merokok, dan penggunaan cotton bud dapat merusak pendengaran; ketahui faktor risiko lainnya!
Jakarta, 3 Maret 2024 (ANTARA) - Perhimpunan Ahli THT Bedah Kepala Leher Indonesia (PERHATI-KL) baru-baru ini mengungkapkan sejumlah kebiasaan buruk yang dapat merusak kesehatan pendengaran. Informasi penting ini disampaikan melalui temu media daring oleh Kementerian Kesehatan. Hal ini menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan telinga dan langkah-langkah pencegahan yang perlu diambil.
Ketua Pengurus Pusat PERHATI-KL, dr. Yussy Afriani Dewi, memaparkan bahwa paparan suara keras, merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan cotton bud merupakan beberapa kebiasaan yang perlu dihindari. "Paparan suara keras di atas 85 dB dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel-sel rambut di dalam koklea," jelasnya, menekankan peran vital koklea dalam proses pendengaran.
Lebih lanjut, dr. Yussy menjelaskan dampak buruk kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol terhadap kesehatan pendengaran. Merokok, menurutnya, memperburuk sirkulasi darah dan mengurangi pasokan oksigen ke telinga, sementara alkohol merusak sel-sel telinga dan memperburuk kesehatan telinga bagian dalam. "Alkohol juga dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, meningkatkan risiko kerusakan pendengaran dan penyakit sistemik lainnya," tambahnya.
Kebiasaan Berbahaya dan Faktor Risiko Lainnya
Selain kebiasaan buruk tersebut, dr. Yussy juga menyinggung stres dan gangguan psikologis yang berlebihan sebagai faktor yang dapat memperburuk kondisi telinga, bahkan menyebabkan sensasi berdenging (tinnitus). Stres kronis, menurutnya, memengaruhi aliran darah ke telinga bagian dalam.
Beberapa faktor lain di luar kebiasaan individu juga turut berperan dalam masalah pendengaran. Cedera atau trauma kepala, infeksi telinga berulang yang tidak diobati, dan konsumsi obat-obatan ototoksik seperti aminoglycosida, diuretik, dan kemoterapi (cisplatin) dapat menyebabkan penurunan pendengaran, bahkan secara permanen. Faktor genetik juga perlu diperhatikan.
Sekretaris Umum PP PERHATI-KL, dr. Sally Mahdiani, menambahkan informasi penting mengenai penggunaan cotton bud. "Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga tidak perlu, karena tubuh memiliki mekanisme alami untuk membersihkan serumen," jelasnya. Ia menjelaskan bahwa penggunaan cotton bud justru berisiko mendorong kotoran telinga lebih dalam, sehingga sulit dikeluarkan.
Polusi udara, khususnya dari kendaraan bermotor, juga disebut sebagai faktor yang dapat merusak kesehatan pendengaran. Hal ini semakin menggarisbawahi pentingnya menjaga lingkungan dan melindungi diri dari paparan polusi.
Tips Menjaga Kesehatan Pendengaran
- Hindari paparan suara keras berkepanjangan.
- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
- Jangan menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga.
- Kelola stres dengan baik.
- Lindungi telinga dari cedera dan infeksi.
- Konsultasikan dengan dokter jika mengalami gangguan pendengaran.
Kesimpulannya, menjaga kesehatan pendengaran membutuhkan kesadaran dan upaya aktif dari individu. Dengan menghindari kebiasaan buruk dan memperhatikan faktor risiko lainnya, kita dapat melindungi pendengaran dan mencegah masalah kesehatan telinga di kemudian hari. Perlu diingat, pencegahan lebih baik daripada pengobatan.