Permudah Izin Migas, Dorong Produksi Nasional: Himbauan Menteri ESDM
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, meminta kepala daerah mempermudah izin eksplorasi migas demi meningkatkan produksi dan mencapai ketahanan energi nasional.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah meminta para kepala daerah di Indonesia untuk mempermudah proses perizinan kegiatan eksplorasi migas. Permintaan ini disampaikan dalam acara 'Magelang Retreat: Pembekalan Kepala Daerah 2025-2030' di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Kamis (27/2). Langkah ini merupakan bagian penting dari upaya pemerintah untuk mencapai ketahanan energi nasional, sesuai dengan misi Presiden Prabowo Subianto.
Bahlil menekankan pentingnya peran pemerintah daerah dalam meningkatkan lifting migas dan mengurangi ketergantungan pada impor. Ia menyatakan, "Saya minta tolong untuk kalau ada izin daerah yang dibutuhkan dalam rangka percepatan proses lelang, untuk segera dilakukan, agar mereka (perusahaan) bisa melakukan eksplorasi, tolong dibantu." Pernyataan ini menunjukkan urgensi percepatan proses eksplorasi migas bagi pemerintah.
Percepatan eksplorasi migas ini diharapkan dapat meningkatkan produksi migas nasional dan mengurangi impor. Pemerintah telah menyusun berbagai strategi untuk mencapai tujuan ini, termasuk intervensi teknologi pada sumur-sumur migas yang ada.
Strategi Pemerintah dalam Meningkatkan Produksi Migas
Kementerian ESDM telah menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan produksi migas. Salah satu strategi yang berhasil adalah intervensi teknologi pada sumur-sumur migas. Contohnya, di Cepu, produksi minyak meningkat dari 100.000 barel per hari menjadi 163.000 barel per hari setelah dilakukan intervensi teknologi oleh ExxonMobil. Kenaikan produksi yang signifikan juga terlihat di Rokan, mencapai 160.000-200.000 barel per hari.
Berdasarkan keberhasilan tersebut, Kementerian ESDM mendorong penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) pada seluruh sumur migas yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Teknologi EOR merupakan metode pengurasan minyak tingkat lanjut yang dapat mengoptimalkan produksi, terutama pada sumur yang produksinya mulai menurun.
Selain intervensi teknologi, pemerintah juga fokus pada pengaktifan kembali sumur-sumur idle yang masih berpotensi produksi. Dari total 16.990 sumur idle, sekitar 4.495 sumur dinilai dapat dioperasikan kembali. Bahlil menegaskan bahwa sumur-sumur ini merupakan aset negara yang harus dimanfaatkan secara optimal.
Eksplorasi di Wilayah Timur dan Lelang Wilayah Kerja
Pemerintah juga memprioritaskan eksplorasi di wilayah Indonesia Timur, yang memiliki potensi cadangan migas yang besar. Untuk menarik investasi, pemerintah menawarkan skema kerja sama yang lebih fleksibel dan insentif menarik bagi investor.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan produksi migas, Kementerian ESDM akan melelang 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru. Lelang ini bertujuan untuk menarik investasi dan mempercepat eksplorasi serta produksi migas nasional. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap ketahanan energi Indonesia.
Dengan mempermudah perizinan, menerapkan teknologi canggih, mengaktifkan kembali sumur idle, dan membuka lelang WK migas baru, pemerintah berharap dapat mencapai target peningkatan produksi migas dan mengurangi ketergantungan pada impor. Semua upaya ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.