Perpusnas Tetap Sebar 10 Ribu Buku ke Daerah 3T Meski Anggaran Efisien
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memastikan distribusi 10.000 paket buku ke daerah 3T tetap berjalan, meskipun anggaran tahun 2025 mengalami efisiensi hingga 38 persen.
Jakarta, 14 Februari 2025 - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) memastikan komitmennya dalam mendistribusikan buku tetap terjaga. Meskipun menghadapi efisiensi anggaran yang signifikan, sebanyak 1.000 buku akan tetap dikirim ke 10.000 lokasi di seluruh Indonesia, terutama daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Perpusnas, E. Aminudin Aziz, dalam keterangan resmi pada Jumat lalu.
Distribusi Buku Tetap Lancar
Aminudin Aziz menegaskan bahwa tidak ada pengurangan jumlah buku maupun lokasi pendistribusian, yang mencakup seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh hingga Papua. "Kami jamin tidak ada pengurangan buku maupun lokasi," tegasnya. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Perpusnas juga akan memberikan pelatihan kepada pengelola perpustakaan daerah. Pelatihan ini akan mencakup cara menyusun, memajang, dan melayani peminjaman buku secara daring. Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) akan berperan penting dalam mendukung pelatihan ini, memastikan program literasi tetap berjalan optimal.
Prioritas Perpusnas Tahun 2025
Perpusnas memprioritaskan tiga program utama di tahun 2025. Ketiga program tersebut adalah penguatan budaya membaca dan peningkatan kecakapan literasi, pengarusutamaan naskah Nusantara, dan standardisasi serta akreditasi perpustakaan. "Kegiatan literasi akan berhubungan langsung dengan masyarakat. Akses masyarakat untuk membaca di berbagai perpustakaan, dari tingkat desa hingga provinsi, tetap menjadi prioritas utama," jelas Aminudin. Perpusnas berkomitmen untuk memastikan masyarakat memiliki akses seluas-luasnya dalam meningkatkan budaya membaca dan kecakapan literasi.
Efisiensi Anggaran dan Strategi Perpusnas
Meskipun anggaran Perpusnas mengalami pemotongan sebesar 38 persen, menjadi Rp441,82 miliar dari sebelumnya Rp721,68 miliar, Perpusnas akan tetap hadir bagi masyarakat, baik melalui layanan digital maupun cetak. "Walaupun anggaran dipotong, tahun ini kami akan lebih fokus mengolah buku cetak yang diserahkan sesuai Undang-undang tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam agar dapat segera dilayangkan dan dimanfaatkan secara digital," ujar Aminudin. Strategi ini menunjukkan adaptasi Perpusnas terhadap efisiensi anggaran tanpa mengorbankan layanan utama.
Dukungan DPR dan Instruksi Presiden
Wakil Ketua Komisi X DPR, My Esti Wijayati, menyatakan dukungannya terhadap Perpusnas. Ia menekankan pentingnya Perpusnas tetap menjalankan fungsi utamanya dalam meningkatkan literasi Indonesia, meskipun menghadapi efisiensi anggaran. "Dalam kondisi seperti ini harus ada pilihan strategis yang diambil agar Perpusnas dapat tetap berperan maksimal," ujarnya. Efisiensi anggaran sebesar Rp279 miliar merupakan hasil rekonstruksi anggaran Perpusnas bersama Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang efisiensi belanja APBN dan APBD tahun 2025.
Kesimpulan
Perpusnas menunjukkan komitmen kuatnya terhadap peningkatan literasi di Indonesia. Meskipun menghadapi tantangan efisiensi anggaran yang signifikan, Perpusnas telah menyusun strategi untuk memastikan distribusi buku ke 10.000 lokasi di seluruh Indonesia tetap berjalan. Komitmen ini didukung oleh prioritas program yang jelas dan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk DPR dan pemerintah. Perpusnas membuktikan bahwa keterbatasan anggaran tidak menghalangi upaya untuk memajukan literasi di Indonesia.