Pertamina Dukung Swasembada Pangan: Teknologi Bioflok Bantu Nelayan Dumai
PT Kilang Pertamina Internasional Unit Dumai membantu nelayan di Kelurahan Mundam, Riau, dengan teknologi bioflok untuk budidaya ikan nila, mendukung swasembada pangan dan mengurangi emisi karbon.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai telah mengambil langkah inovatif untuk membantu nelayan di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Dumai, Riau. Program ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian nelayan dan mendukung swasembada pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden. Inisiatif ini menjawab tantangan yang dihadapi nelayan, seperti cuaca buruk, infrastruktur perikanan yang minim, dan ancaman abrasi pantai.
KPI Unit Dumai memperkenalkan teknologi bioflok sebagai solusi alternatif bagi nelayan. Teknologi ini memungkinkan budidaya ikan nila secara efektif, bahkan di tengah kondisi alam yang kurang mendukung. Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen, menjelaskan bahwa teknologi bioflok dipilih karena menawarkan solusi yang stabil dan berkelanjutan untuk meningkatkan pendapatan nelayan.
Program ini tidak hanya memberikan pelatihan dan infrastruktur, tetapi juga mengintegrasikan energi terbarukan untuk mendukung operasional budidaya ikan. Hal ini menunjukkan komitmen Pertamina terhadap keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan pendekatan terpadu ini, Pertamina berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kehidupan nelayan di Dumai.
Teknologi Bioflok: Solusi Budidaya Ikan yang Efektif
Teknologi bioflok dipilih karena kemudahan penerapan dan efisiensi yang ditawarkan. Sistem ini memanfaatkan kolam terpal sebagai media budidaya, sehingga mengurangi kebutuhan lahan dan investasi yang besar. Waktu pemeliharaan juga relatif singkat, sekitar 4-6 bulan hingga panen, tergantung jenis ikan yang dibudidayakan. Hal ini memberikan keuntungan ekonomi yang signifikan bagi nelayan.
Dengan pelatihan yang diberikan oleh KPI Unit Dumai, nelayan di Mundam Jaya kini mampu mengelola budidaya ikan nila dengan sistem bioflok secara mandiri. Mereka diajarkan teknik pemeliharaan, pengelolaan pakan, dan panen yang tepat, sehingga hasil budidaya dapat dimaksimalkan. Program ini telah memberikan harapan baru bagi nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Selain itu, integrasi teknologi bioflok dengan energi terbarukan semakin memperkuat keberlanjutan program ini. Penggunaan energi terbarukan tidak hanya mengurangi biaya operasional, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Energi Terbarukan: Dukungan Berkelanjutan untuk Nelayan
KPI Unit Dumai membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off-grid dengan kapasitas 4,4 kWp dan baterai 5 kWh untuk mendukung operasional kolam bioflok. PLTS ini merupakan bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB) Pertamina. Keberadaan PLTS ini memberikan kemandirian energi bagi nelayan dan mengurangi ketergantungan pada listrik konvensional.
PLTS ini tidak hanya memenuhi kebutuhan listrik untuk lampu dermaga dan kolam bioflok, tetapi juga berkontribusi pada penghematan biaya listrik hingga Rp9,3 juta per tahun. Lebih lanjut, penggunaan PLTS ini turut mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), dengan estimasi penurunan 5,52 ton CO2 per tahun.
Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Pertamina dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan mendorong transisi energi menuju yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, program ini memberikan dampak positif ganda, yaitu meningkatkan kesejahteraan nelayan dan menjaga kelestarian lingkungan.
Program ini merupakan contoh nyata bagaimana perusahaan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. Dengan menggabungkan teknologi bioflok dan energi terbarukan, Pertamina telah memberikan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk mendukung swasembada pangan dan pemberdayaan masyarakat. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain untuk turut serta dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.