PLN EPI Jalin Kerja Sama untuk Pasokan Gas di Sulawesi dan Maluku
PLN EPI membentuk usaha patungan dengan tiga mitra untuk mengembangkan infrastruktur LNG di Sulawesi dan Maluku guna meningkatkan keandalan pasokan listrik dan mendukung transisi energi.
PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) baru-baru ini mengumumkan pembentukan usaha patungan atau joint venture bersama tiga mitra strategis. Kerja sama ini bertujuan mengembangkan infrastruktur gas alam cair (LNG) di Sulawesi dan Maluku. Pengumuman tersebut disampaikan di Jakarta pada Rabu, 22 Januari 2025, ditandai dengan penandatanganan Shareholders’ Agreement (SHA).
Mitra strategis PLN EPI dalam proyek ini adalah konsorsium yang terdiri dari PT AGP Indonesia Utama, PT Suasa Benua Sukses, dan PT KPM Oil & Gas. Keempat perusahaan akan membentuk Special Purpose Company (SPC) untuk mengelola proyek gasifikasi pembangkit listrik di Klaster Sulawesi-Maluku. Inisiatif ini merupakan langkah signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi di kedua wilayah tersebut.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa proyek ini sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) di sektor kelistrikan Sulawesi dan Maluku. "Proyek ini bukan hanya sekadar membangun infrastruktur LNG," kata Iwan Agung, "melainkan langkah strategis untuk memperkuat peran gas sebagai energi transisi yang andal, berkelanjutan, dan bersumber domestik." Ia optimistis kolaborasi ini akan mempercepat transisi energi dan mendukung ketahanan energi di wilayah tersebut.
Iwan Agung menambahkan bahwa penggunaan gas alam cair (LNG) bukan hanya solusi jangka pendek untuk menggantikan BBM yang lebih tinggi emisinya. LNG juga akan mendukung pengembangan energi terbarukan. "Dengan proyek ini," ujarnya, "kami tidak hanya meningkatkan keandalan sistem energi, tetapi juga mempercepat pencapaian Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060." Target NZE 2060 merupakan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon.
Tahap pertama pengembangan infrastruktur LNG di Sulawesi dan Maluku akan mencakup 10 Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Gas dan Mesin (PLTG/PLTMG). Pembangkit-pembangkit ini akan tersebar di enam lokasi: Pomala, Bau-Bau, Kendari, Gorontalo, Ternate, dan Ambon. Total kapasitas pembangkit yang direncanakan mencapai 660 MW. Proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak besar terhadap kelistrikan di kawasan tersebut.
Presiden Komisaris PT AGP Indonesia Utama, Karthik Sathyamoorthy, menyampaikan apresiasinya terhadap proyek ini. Ia menekankan bahwa proyek ini akan mendorong transformasi energi di Indonesia, khususnya di wilayah kepulauan. Karthik juga memuji komitmen pemerintah Indonesia dalam mempercepat proses perizinan proyek ini. "Penandatanganan SHA dan pembentukan SPC pada 31 Desember 2024 menunjukkan komitmen kuat untuk merealisasikan proyek gasifikasi klaster LNG Sulawesi Maluku," ujar Karthik, "yang bertujuan mendukung penyediaan energi bersih bagi pembangkit listrik PLN."
Kesimpulannya, kerja sama antara PLN EPI dan konsorsium mitra strategisnya menandai langkah penting dalam meningkatkan keandalan pasokan listrik dan mendukung transisi energi di Sulawesi dan Maluku. Proyek ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada pencapaian target NZE 2060. Inisiatif ini juga menunjukkan komitmen pemerintah dan sektor swasta dalam mengembangkan infrastruktur energi yang berkelanjutan di Indonesia.