PLNNR Dorong Pengembangan PLTS Terapung Nasional: Lebih Efisien dan Ekonomis

Direktur Utama PLNNR, Harjono, menekankan pentingnya pengembangan PLTS terapung skala nasional karena efisiensi dan ekonomisnya dibandingkan PLTS darat, serta menjelaskan proyek-proyek strategis PLTS terapung yang sedang berjalan.

Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Nusantara Renewable (PLNNR), Harjono, baru-baru ini menyoroti pentingnya pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung di Indonesia. Dalam kunjungannya ke Batam pada 14 Februari, ia menjelaskan bahwa PLTS terapung menawarkan solusi yang lebih efisien dan ekonomis dibandingkan dengan sistem berbasis darat. Hal ini menjadi fokus utama PLN dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia.

Harjono memaparkan beberapa proyek strategis PLNNR, termasuk PLTS Terapung Cirata, PLTS di Ibu Kota Nusantara (IKN), dan PLTS Terapung Karangkates. Ketiga proyek ini akan terhubung ke jaringan PLN dengan tegangan 150 kiloVolt (kV) setelah proses konversi dari Direct Current (DC) ke Alternating Current (AC). "Mekanisme ini memastikan listrik dari pembangkit terapung bisa masuk ke jaringan utama (grid) PLN dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat," tambahnya.

Salah satu keunggulan utama PLTS terapung adalah efisiensi lahan. Berbeda dengan PLTS darat yang membutuhkan lahan yang luas, terutama di Pulau Jawa, PLTS terapung dapat memanfaatkan waduk, danau, atau perairan yang luas. "Kalau kita bangun PLTS darat, kita harus berhadapan dengan keterbatasan dan kebebasan lahan terutama di Jawa. Dengan PLTS terapung, kami bisa memanfaatkan waduk, danau, atau perairan yang luas tanpa harus mengalokasikan lahan khusus," jelas Harjono. Ini secara signifikan mengurangi biaya pengadaan lahan yang seringkali menjadi kendala utama dalam pengembangan PLTS darat.

Meskipun menawarkan banyak keunggulan, pengembangan PLTS terapung juga memiliki tantangan tersendiri. Harjono mengakui bahwa stabilitas pelampung merupakan hal krusial yang membutuhkan sistem jangkar yang handal untuk memastikan operasional yang aman dan efisien. Namun, kemajuan teknologi terus mengatasi tantangan ini, meningkatkan keandalan dan daya tahan sistem PLTS terapung.

Dari sisi ekonomi, PLTS terapung semakin kompetitif dibandingkan dengan sumber energi konvensional seperti gas atau batu bara. PLTS Terapung Cirata, misalnya, telah mencapai tarif listrik di bawah 6 sen dolar per kiloWatt-Hour (kWh), menunjukkan daya saing yang tinggi. Harjono optimis bahwa dengan perkembangan teknologi, biaya produksi panel surya dan pelampung akan terus menurun, membuat harga listrik dari PLTS terapung semakin kompetitif di masa depan.

PLNNR berkomitmen untuk terus memperluas penggunaan energi terbarukan. Hal ini sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN yang bertujuan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan. Pengembangan PLTS terapung merupakan bagian integral dari strategi ini, mendorong Indonesia menuju masa depan energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dengan inovasi dan investasi yang tepat, PLTS terapung berpotensi besar untuk menjadi tulang punggung energi bersih di Indonesia.

Pengembangan PLTS terapung di Indonesia menawarkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Dengan keunggulan efisiensi lahan dan biaya, serta potensi penurunan harga listrik di masa depan, PLTS terapung siap menjadi solusi energi yang ramah lingkungan dan ekonomis bagi Indonesia. Komitmen PLNNR dalam mengembangkan proyek-proyek PLTS terapung menunjukkan langkah nyata menuju transisi energi hijau yang lebih cepat dan efektif.