PMI Kerahkan Relawan Bersihkan Sisa Banjir di Bekasi, Sekolah Siap Belajar Kembali
Puluhan relawan PMI dari berbagai daerah membantu membersihkan sisa banjir di Kota Bekasi, Jawa Barat, khususnya di sekolah-sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat segera kembali normal.
Banjir yang baru-baru ini melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, meninggalkan dampak signifikan terhadap lingkungan dan aktivitas masyarakat. Ratusan rumah terendam, dan sejumlah sekolah pun tak luput dari genangan air. Namun, semangat gotong royong dan kepedulian terlihat dari aksi nyata puluhan relawan Palang Merah Indonesia (PMI) yang bahu-membahu membersihkan sisa-sisa banjir, khususnya di sekolah-sekolah, guna mempercepat pemulihan pascabencana.
Wakil Ketua Umum PMI, Nanan Sukarna, menyatakan apresiasinya terhadap para relawan yang telah berjibaku membantu warga Bekasi. "Teman-teman relawan sedang mencoba membantu masyarakat, membantu sekolah membersihkan bekas banjir. Kami dari pusat ingin mengapresiasi dan juga memberikan semangat kepada teman-teman relawan ini," ujar Nanan di Bekasi, Jumat (7/3).
Aksi bersih-bersih ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan lingkungan, terutama di satuan pendidikan, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal. Kehadiran relawan PMI menjadi bukti nyata kepedulian dan solidaritas dalam menghadapi bencana alam.
PMI Kerahkan Relawan dari Berbagai Daerah
Kepala Markas PMI Kota Bekasi, Imam Tri Subekti, menjelaskan bahwa aksi bersih-bersih melibatkan 35 relawan gabungan dari berbagai daerah, termasuk PMI Kota Bandung, Bandung Barat, Ciamis, Garut, dan PMI Jakarta Utara. Mereka bergotong royong membersihkan SDN 6 Kayuringin Jaya 2, Kecamatan Bekasi Selatan, yang terdampak banjir.
SDN 6 Kayuringin Jaya 2 menjadi salah satu fokus pembersihan karena 25 ruang kelasnya tergenang lumpur dan sampah. Berbagai peralatan kebersihan dikerahkan, mulai dari serokan air, sapu lidi, sikat gagang, hingga pengki. PMI juga menyediakan dua unit kendaraan tangki air berkapasitas 10.000 liter untuk mempercepat proses pembersihan lumpur.
Selain membersihkan lumpur, para relawan juga mengumpulkan sampah yang selanjutnya akan diangkut oleh petugas kebersihan setempat. Aksi serupa juga telah dilakukan di SDN Duren Jaya VI, Kecamatan Bekasi Timur, dan direncanakan akan berlanjut ke sekolah-sekolah lain yang membutuhkan bantuan.
"Kami membawa air sebanyak 10 ribu liter untuk membantu menyemprot lumpur dan sampah agar proses pembersihan berjalan lebih cepat," kata Imam Tri Subekti.
Apresiasi dari Pihak Sekolah
Kepala SDN 6 Kayuringin Jaya 2, Ratningsih, menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan para relawan PMI. Ia menjelaskan bahwa sebagian besar guru di sekolah tersebut adalah perempuan yang telah kelelahan membersihkan rumah mereka sendiri pascabanjir.
"Sebagian besar guru di sekolah kami adalah perempuan dan mereka juga terdampak banjir. Jadi mereka kelelahan karena membereskan rumah mereka juga. Karena itu kami membutuhkan bantuan PMI," ungkap Ratningsih. Bantuan dari PMI sangat berarti bagi sekolah untuk mempersiapkan kembali kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya bantuan relawan PMI, sekolah-sekolah yang terdampak banjir dapat kembali bersih dan siap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Hal ini menunjukkan pentingnya peran relawan dalam membantu masyarakat pascabencana.
PMI juga memiliki rencana jangka panjang untuk mempersiapkan lebih banyak relawan. Nanan Sukarna menyebutkan bahwa PMI tengah menyiapkan 1,5 juta relawan yang akan dilatih secara fisik dan mental untuk menghadapi berbagai jenis bencana. "Kita berharap semua adalah relawan. Agar siap dengan dirinya, siap dengan keluarganya. Siap untuk membantu sebagai relawan. Kita berharap itu mindset kita sehingga menjadikan semua warga negara adalah relawan," kata Nanan.
Aksi bersih-bersih pascabanjir di Bekasi ini menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi dan kepedulian dapat mempercepat proses pemulihan dan mengembalikan kehidupan masyarakat ke kondisi normal.